Catatan Saya atas Sahabatku, Christianto Wibisono

Jumat, 23 Juli 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Christianto Wibisono (Foto: screenshot Liputan6.com)

Christianto Wibisono (Foto: screenshot Liputan6.com)

Covid-19 tidak kenal ampun menyerang siapa saja, yang sehat dan kuat umumnya tahan menghadapi serbuan covid ini. Tapi yang kebetulan pertahanan tubuhnya lemah, maka resikonya besar. Resiko itu kini ditanggung oleh sahabat senior saya, tokoh Angkatan 66, Christianto Wibisono (CW).


Tokoh senior ini tidak lagi mampu menghadapi pandemi yang sekarang menjadi masalah bersama bangsa ini dan bangsa-bangsa lainnya di dunia. Satu per satu gugur, termasuk sahabat Chritianto Wibisono.

Christianto Wibisono adalah ahli ekonomi politik yang sangat rajin menulis buku dan cukup kritis menuangkan tulisan berbagai artikel di media massa.

Dalam tulisan Sjahrir (Pakar Ekonomi, Kebijakan Ekonomi dan Ekonomi Politik, 1994) CW diakui termasuk ke dalam 25 pakar ekonomi dan politik papan atas pada masa orde baru bersamaan dengan ekonomi senior yang juga sudah wafat (Soemitro Djojohadikusumo, Sjahrir, Sarbini Sumawinata, Suhadi Mangku Suwondo, Hadi Soesastro, Pande Raja Silalahi, Soeharsono Sagir, Rijanto, Dawam Rahardjo, Hartojo Wignyowiyoto, Nurimansjah Hasibuan, The Kian Wie, Frans Seda).

Sedangkan pakar ekonomi lainnya yang masih sehat, antara lain Rizal Ramli, Marie Pangestu, Djisman Simanjuntak, dan lain-lain.

Ukuran kepakaran Christianto dan 25 pakar sejawat lainnya dipersempit sebagai ahli ekonomi yang rajin menulis dan menuangkan pemikiran khususnya di koran Kompas, media massa terbesar di tanah air.

Pada waktu itu tidak ada internet, sirkulasinya mencapai setengan juta dan dibaca oleh jutaan warga di seluruh Indonesia.

Nama CW diakui termasuk ke dalam klub 25 ekonom tersebut dan berperan sebagai analis bidang bisnis dan ekonomi politik, meskipun lulus dari Fakultas Ilmu Sosial Politik UI, bukan fakultas ekonomi.

Pada masa orde baru ketika bicara politik dibatasi, CW mendirikan think tank bernama Pusat Data Bisnis Indonesia (PDBI). Lembaga ini tidak hanya menyediakan data-data bisnis, tetapi juga aktif menggelar seminar yang berbobot dengan uraian data-data bisnis yang kuantitatif dan analisa ekonomi politik tentang lingkungan bisnis Indonesia yang kompleks dan bahkan terkandung misteri yang sulit ditebak.

Pada masa reformasi atau pasca orde baru, CW tetap aktif menuangkan pemikirannya di berbagai media dan menulis buku. Pada masa Presiden SBY, bersama saya CW menjadi anggota Komite Ekonomi Nasional, wing yang diangkat presiden untuk memberikan saran dan nasehat kebijakan bidang ekonomi.

Jadi sepanjang hidupnya CW terus produktif dan tak kenal lelah mendedikasikan dirinya sebagai cendikiawan, pemikir dan terus menulis buku.

Dalam satu kesempatan, pada tanggal 6 Februari 2013, saya ajak presentasi di depan media massa hasil survey saya tentang popularitas tokoh yang diperkirakan menjadi presiden pada tahun 2014.

Dalam presentasi tersebut saya menyebut Jokowi adalah presiden yang akan datang berdasarkan hasil survei lembaga baru yang saya dirikan, Pusat Data Bersatu (PBD). Semua media massa yang hadir mengutip hasil survey tersebut. Karena tiba-tiba ada hasil survey tersebut, saya dan CW banyak mendiskusikan hal tersebut dan aspek politik lainnya.

Bulan yang lalu CW masih terus berkomunikasi dengan saya dan bahkan mengirim buku tulisannya yang cukup tebal 362 halaman, berjudul “Kencan Dinasti Menteng”.

Buku ini sangat menarik karena menceritakan penguasa negeri ini sesungguhnya bergulir dari elit ke elit yang umumnya para presiden dan menteri tinggal di wilayah trategis dan mahal, yakni kawasan menteng.

Ini metafora dan mungkin sindiran juga tentang elitisme politik di negeri ini, suatu gambaran perlunya pemimpin lebih merakyat.

Sampai beliau wafat, saya tidak pernah mendiskusikan buku ini, kecuali di beberapa bagian pemikirannya di group WA anggota KEN masa SBY (2009-2014) dimana kita berdua ada di situ.

Selamat jalan sahabatku…***

Editor: denkur

 

Berita Terkait

Pemda Provinsi Jawa Barat Mengawasi Pembongkaran Pagar Laut di Bekasi
Besti 2025 Dibuka Lagi Lho, Siapkan Syarat-syarat Ini
Pemprov Jabar Evaluasi Kerja Sama dengan PT TRPN Soal Pagar Laut Bekasi
Soal Pagar Laut Bekasi, KKP Beri Sanksi PT TRPN
KONFERENSI LIGA ARAB “A”-historis Israel-Trump, Fatal!
HARI PERS NASIONAL 2025, Bey Machmudin: Membangun Sikap Kritis dan Berintegritas
Jaga Ekosistim TPA Saimukti, Penanganan Sampah Bandung Raya Dilakukan Kewilayahan
KAI Group Layani 39,08 Juta Penumpang Selama Januari 2025, Simak Data Berikut Ini
Berita ini 1 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Selasa, 11 Februari 2025 - 22:27 WIB

Pemda Provinsi Jawa Barat Mengawasi Pembongkaran Pagar Laut di Bekasi

Selasa, 11 Februari 2025 - 13:04 WIB

Pemprov Jabar Evaluasi Kerja Sama dengan PT TRPN Soal Pagar Laut Bekasi

Selasa, 11 Februari 2025 - 12:54 WIB

Soal Pagar Laut Bekasi, KKP Beri Sanksi PT TRPN

Selasa, 11 Februari 2025 - 08:58 WIB

KONFERENSI LIGA ARAB “A”-historis Israel-Trump, Fatal!

Minggu, 9 Februari 2025 - 19:49 WIB

HARI PERS NASIONAL 2025, Bey Machmudin: Membangun Sikap Kritis dan Berintegritas

Berita Terbaru