Catatan Seminar Nasional “Pembaruan Pemikiran Islam di Indonesia”

Sabtu, 18 Mei 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto: Istimewa

Foto: Istimewa

Diskursus mengenai pembaruan pemikiran Islam di Indonesia menjadi isu penting yang masih relevan untuk diperbincangkan pada hari ini.

DARA | Selain itu, perlunya mendorong mahasiswa untuk mengakrabi pembaruan Islam karena pada hakikatnya bukan hal baru dan telah dilakukan sebelumnya di Indonesia.

Demikian disampaikan Wakil Dekan Fakultas Falsafah dan Peradaban Universitas Paramadina, Fuad Mahbub Siraj, Ph.D, kala memberikan sambutan pada acara Seminar Nasional “Pembaruan Pemikiran Islam di Indonesia” yang diselenggarakan di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Al-Marhalah Al-‘Ulya, Bekasi, Jawa Barat, Kamis lalu.

“Tema ini dipilih, pertama-tama karena Universitas Paramadina akrab dengan isu pembaruan Islam. Kedua, karena perbincangan mengenai pembaruan Islam masih relevan dengan keseharian kita di Indonesia hari ini,” ujar Fuad.

Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Al-Marhalah Al-’Ulya, Dr Muhammad Aiz, MH menuturkan, aktivitas berpikir merupakan perintah agama yang secara tegas termaktub dalam al-Quran. Karena itu, umat Islam mesti menjalani perintah tersebut bukan hanya demi kemaslahatan dalam beragama, tetapi juga untuk kemajuan bangsa.

“Sebab dengan berpikir kita akan membuka cakrawala pikiran menjadi lebih progresif untuk kemajuan Islam dan bangsa Indonesia,” kata Aiz, dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Sabtu (18/5/2024).

Sementara itu, Direktur Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Paramadina, Dr Sunaryo, mengatakan seminar nasional yang dihelat merupakan kolaborasi antara STIT dan Universitas Paramadina dengan misi utama melestarikan aktivitas positif di lingkungan perguruan tinggi, sekaligus memantik daya kritis mahasiswa.

“Kita perlu merawat hal-hal lama yang baik dan mengambil aspek-aspek baru yang lebih baik untuk kebaikan kita bersama di masa depan,” ujarnya.

Seminar Nasional bertajuk “Pembaruan Pemikiran Islam di Indonesia” ini dihadiri Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan, Hadi Winarno, M.Pd., Direktur Paramadina Institute of Ethics and Civilization (PIEC), Pipip A. Rifai Hasan, Ph.D., dan Dosen Prodi Falsafah dan Agama, Dr Aan Rukmana, sebagai pembicara.

Diskusi dimoderatori oleh Gorbi Saputra, mahasiswa STIT Al-Marhalah, dan dihadiri para dosen, mahasiswa, dan siswa-siswi Madrasah Aliyah Annida Al Islamy.

Hadi Winarno mengatakan pembaruan pemikiran di Indonesia merupakan langkah penting untuk memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia.

Salah satu pembaruan terpenting di bidang pendidikan ialah penegasan pada Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional yakni penekanan bahwa pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

“Jadi pembaruan itu bukan hal asing di Indonesia. Tinggal bagaimana ke depan kita merawat pembaruan yang sudah dilakukan dahulu itu,” katanya.

Hadi mendorong umat Islam mesti memberi perhatian besar pada pembaruan pemikiran di bidang pendidikan ini, sekaligus berperan lebih besar untuk memperbaiki sistem pendidikan, memberikan motivasi ke segenap siswa/mahasiswa, termasuk mengubah cara berpikir.

“Jangan sekadar menerima ilmu saja, tetapi bagaimana murid dan mahasiswa dilatih untuk bertanya, mempertanyakan sesuatu, mengajak berpikir, dan memberikan alasan mengapa materi yang diajarkan demikian adanya,” katanya.

Pembicara lainnya, Aan Rukmana, mengatakan Islam sangat mendukung kemajuan dan pengembangan ilmu pengetahuan. Terbukti melalui firman Tuhan pertama yang berbunyi “iqra” yang memerintahkan untuk berpikir dan melakukan penelitian ilmiah.

Sedangkan Pipip A Rifai Hasan menegaskan Islam sebagai agama yang bersifat ilmiah sejak awal kehadirannya dengan tradisi penelitian dan warisan ilmiah yang begitu banyak.

Menurut Pipip, fakta di atas merupakan modal yang membanggakan yang seharusnya mendorong umat Islam untuk merawat dan mengembangkan apa yang sudah berkembang di masa silam.

Direktur PIEC Paramadina itu menilai penting menghadirkan suatu pendidikan yang mendorong para mahasiswa untuk berpikir maju dan terbuka.

Ia berharap STIT Al-Marhalah dan Universitas Paramadina menjadi dua kampus yang berkontribusi dalam mendorong keterbukan berpikir dan memantik daya kritis di kalangan mahasiswa.***

Editor: denkur

 

Berita Terkait

Siapkan Saksi Ahli di MK, Mendagri Setuju Diskualifikasi Petahana yang Langgar Aturan Rolling ASN
MUI Minta Masyarakat Waspadai Bahaya Paham Sesat Liberalisme dan Ekstremisme
Tips Menjaga Kesehatan agar Hidup Panjang Umur
Tak Punya Kartu BPJS? Jangan Khawatir Anda akan Tetap Mandapat Layanan Kesehatan Secara Gratis
Masih Sulit Akses SATUSEHAT Mobile, Begini Cara Atasinya
Catatan Diskusi Universitas Paramadina: Evaluasi Kritis, 100 Hari Kerja Presiden Prabowo
Jelang Hari Pers 2025, Forum Pemred SMSI Dukung Program Makan Bergizi Gratis Prabowo-Gibran
Kabupaten Subang Awali Gerakan Penanaman Jagung 1 Juta Hektare
Berita ini 10 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 27 Januari 2025 - 13:24 WIB

Siapkan Saksi Ahli di MK, Mendagri Setuju Diskualifikasi Petahana yang Langgar Aturan Rolling ASN

Senin, 27 Januari 2025 - 08:41 WIB

MUI Minta Masyarakat Waspadai Bahaya Paham Sesat Liberalisme dan Ekstremisme

Senin, 27 Januari 2025 - 08:32 WIB

Tips Menjaga Kesehatan agar Hidup Panjang Umur

Senin, 27 Januari 2025 - 08:17 WIB

Tak Punya Kartu BPJS? Jangan Khawatir Anda akan Tetap Mandapat Layanan Kesehatan Secara Gratis

Senin, 27 Januari 2025 - 08:09 WIB

Masih Sulit Akses SATUSEHAT Mobile, Begini Cara Atasinya

Berita Terbaru


Sekretaris Daerah Kabupaten Bandung Cakra Amiyana, memimpin Rpat Konsolidasi Tim Satgas PPR-PBG-PB, di Gedung Oryza Sativa Pemkab Bandung, baru-baru ini.(Foto:humas)

BANDUNG UPDATE

Satgas PPR-PBG Kabupaten Bandung Ancam Segel Pelanggar Perizinan

Senin, 27 Jan 2025 - 12:57 WIB