Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Jawa Barat menyebut, sejak 2016, menangani 209 pasen korban kecanduan game online melalui handphone. Namun, berapa anak asal Kabupaten Bandung?
DARA | BANDUNG – Pemerintah Kabupaten Bandung bergerak cegah anak kecanduan gawai. Langkah-langkah preventif dilakukan agar korban tidak berjatuhan.
Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Jawa Barat menyebut sejak tahun 2016 hingga saat ini sudah menangani sedikitnya 209 pasen yang kecanduan game online melalui handphone. Namun, menurut Kabid Perlindungan Anak DP2KBP3A Kabupaten Bandung, Haslili Lindayani Lubis, hingga saat ini belum ada laporan adanya anak asal Kabupaten Bandung yang masuk RSJ.
Haslili menilai, kecanduan gawai pada anak disebabkan pola asuh orangtua yang salah. “Masih banyak orangtua yang memberikan gawai kepada anaknya dengan alasan agar si anak bisa anteng bermain. Jika anak sudah kecanduan gawai, pasti ada yang salah pada pola asuh orangtuanya,” ujar Linda, sapaan akrabnya, Kamis (31/10/2019).
Selain merubah pola asuh, Linda juga meminta agar orangtua selalu mendampingi serta mengajak anak untuk berkomitmen dalam menggunakan gawai.
“Mengenalkan anak dengan gawai sejak dini bukan hal yang salah, namun harus ada komitmen antara orangtua dan anak. Misalnya si anak hanya boleh menggunakan gawai ketika libur sekolah, dan hanya satu jam. Jika si anak melanggar, orangtua bisa mengambil gawai tersebut,” ujarnya.
Guna menekan angka kecanduan gawai pada anak, pihaknya telah melakukan beberapa langkah preventif. Salah satunya dengan melakukan kerjasama dengan Next Generation terkait parental control.
Bersama Next Generation juga, pihaknya telah melakukan sosialisasi pola asuh kepada 50 guru BK dari SMP dan 50 wali kelas dari SD terkait bahaya gawai bagi anak-anak. Dalam sosialisasi tersebut, pihaknya mendatangkan narasumber dari pemerhati anak sekaligus pimpinan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) An-Nur Ibun, Yanti Lidiati.
“Tak hanya itu, pada tahun 2018 kami juga telah bekerjasama dengan Satpol PP Kabupaten Bandung terkait warnet ramah anak. Jadi, semua warnet yang ada di Kabupaten Bandung harus berlabel warnet ramah anak,” ujarnya.
“Orangtua harus tetap mendampingi anaknya saat menggunakan gawai, meskipun hanya sekedar bermain games. Pada saat itulah akan terjadi interaksi dan komunikasi antar anak dan orangtua. Jika dari awal ditanamkan pola asuh seperti itu, mungkin tidak akan ada anak yang masuk Cisarua,” ujar Linda.***
Editor: denkur