Sejumlah fasilitas ditutup demi memutus penyebaran virus corona, diantaranya Gedung Perpustakaan, Stadion si Jalak Harupat, dan tempat bermain masyarakat di lingkungan perkantoran Pemerintah Kabupaten Bandung.
DARA | BANDUNG – Sementara itu untuk Rumah Susun Sewa Sederhana (Rusunawa) Desa Jatisari Kecamatan Kutawaringin, melakukan pembatasan kunjungan tamu.
Selain itu, di semua puskesmas dipasang imbauan kepada masyarakat agar membiasakan hidup bersih dan mencuci tangan. Tujuannya sama untuk menghindari penularan virus corona.
Tidak ada yang bisa dimintai komentar di lokasi-lokasi tersebut, karena situasi dan kondisinya saat ini sangat sepi. Kecuali sejumlah anggota Satpol PP yang berjaga di gerbang pintu masuk Pemkab Bandung dan beberapa Satpam di Stadion si Jalak Harupat Kabupaten Bandung. Semua tidak bisa memberikan komentar dengan alasan hanya melaksanakan tugas dari pimpinan.
Sementara itu, sejumlah pedagang baik di Pemkab Bandung maupun di Jalak Harupat, mengeluhkan pendapatannya hari ini, Minggu (23/3/2020) turun drastis akibat sepinya pengunjung.
Akhmad (35), pedagang Cuanki, mengaku dari pagi hingga siang hanya melayani pembeli sekitar tiga orang. “Mungkin salah satu cara akibat dagangan kurang laku, saya harus cashbon ke majikan, agar anak isteri bisa makan,” keluhnya, di lokasi Masjid Al Fathu.
Di tempat berbeda, Amin, pedagang pasar kaget di Jalak Harupat, mengatakan sejak wabah corona telah membuatnya rugi cukup besar. Sejak dini hari sudah membawa barang dagangannya ke Jalak Harupat, tapi setelah membaca spanduk imbauan penutupan Stadion si Jalak Harupat, pembeli jadi sepi, sehingga penghasilannya turun drastis.
“Kami dilarang sementara waktu untuk berjualan dalam jangka waktu yang belum bisa ditentukan,” ujarnya.***
Editor: denkur