Dengan skema intervensi integrasi, penanganan stunting diharapkan dapat berjalan lebih efektif.
DARA| Pemdaprov Jabar terus berupaya menurunkan angka stunting pada anak dengan berbagai skema. Terbaru skema intervensi yang mengintegrasikan stunting dengan penanggulangan kemiskinan dan ketahanan pangan masyarakat.
Dengan menurunkan angka kemiskinan, warga diharapkan mampu memenuhi kebutuhan pangan. Kemiskinan turun pangan terpenuhi, menjadi penentu penurunan stunting.
Menurut Ketua Harian Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Jabar Iendra Sofyan, upaya penurunan stunting selama ini cenderung menjadi agenda masing – masing, mulai pemerintah pusat, provinsi, hingga kabupaten dan kota.
Dengan skema intervensi integrasi, penanganan stunting diharapkan dapat berjalan lebih efektif.
“Mulai sekarang kita fokus pencegahan stunting dengan penanggulangan kemiskinan dan ketahanan pangan, dari mulai program pusat sampai ke daerah,” ujar Iendra pada pembukaan Rembug Stunting Jabar 2024 di Kota Bandung, Senin (26/2/2024).
Untuk menjalankan skema terpadu tersebut, kata Iendra, semua pihak harus fokus pada setiap langkah kerja. “Fokus permasalahan, fokus sasaran, lokasi, kemudian fokus intervensi,” sebutnya.
Rembug Stunting merupakan tahapan yang diamanatkan kepada setiap daerah oleh Perpres No. 72 tahun 2021. Jabar sendiri berhasil menurunkan prevalensi stunting dari 2022 hingga 2023 sebesar kurang lebih 4 persen.
Rembug Stunting Jabar 2024 dihadiri Wakil dari BKBBN Pusat, BKKBN Jabar, Pj. Sekda Jabar, Dinas Kesehatan Jabar, Kementerian Agama dan ratusan peserta Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) kabupaten kota se-Jabar, yang akan berlangsung dua hari, 26-27 Februari 2024.
Editor: Maji