China-Indonesia Sahabat Lama yang Sedang Musuhan

Rabu, 8 Januari 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sahabat lama Indonesia-China, kini sedang musuhan. Gara-garanya soal perebutan perairan Natuna. Dua pihak mengklaim daerah kaya biota laut dan minyak itu adalah masuk teritorialnya. Namun, PBB sebetulnya sudah memutusan bahwa Natuka masuk Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia. Tapi China tidak mau mengakuinya.

Awal perselisihan, ketika kapal-kapal nelayan China memasuki perairan Natuna. Curi ikan di sana. Tentu pihak keamanan laut Indonesia mengusirnya. Namun, hingga sudah hampir sepekan, kapal-kapal China itu tak mau hengkang. Bahkan, mendapat pengawalan dari kapal Coast Guard China. Edunnya lagi tadi subuh dikabarkan ada kapal perang China yang nongkrong di sana seolah siap perang.

Hari kemarin memang empat pesawat tempur F-16 dari Skadron Udara 16 Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin diterbangkan ke Natuna di Kepulauan Riau itu.

Semua itu, kata Komandan Lanud Roesmin Nurjadin, Marsekal Pertama Ronny Irianto Moningka atas perintah Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto. Namun, pengiriman jet tempur F-16 itu murni untuk menjaga wilayah kedaulatan ibu pertiwi.

“Tidak ada niat untuk melakukan provokasi dengan pihak manapun, terutama Tiongkok yang kini sedang mengirimkan kapal-kapal Coast Guard dan nelayan ke Natuna. Kita jaga wilayah kita,” ujarnya.

Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI menegaskan tidak akan ada negosiasi dengan China terkait masuknya kapal mereka ke perairan Natuna. Namun, Bakamla tak ingin pula membuat China malu karena dipukul mundur.

Kepala Badan Keamanan Laut, Laksdya Achmad Taufiqoerrochman, usai Rakorsus Pengamanan Laut di Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (7/1/2020) mengatakan, China memiliki masalah dalam negeri di masa lalu pada 1947. Di mana China Taiwan menjadi pihak yang mengusulkan nine dash line. Namun, China sekarang begitu saja melepaskan klaim atas Natuna, sehingga seperti mempermalukan diri sendiri.

Nampaknya yang harus disoroti di balik “keukeuh”-nya China mengklaim Natuna masuk teritorialnya, adalah ada kemarahan apa yang dipendam China terhadap Indonesia. Boleh jadi, Natuna hanya siasat pengalihan subjeck. Padahal, ada sesuatu yang terkesan China cari gara-gara.

Intinya China seolah sedang cari perhatian dari Indonesia. Siapa tahu masalahnya bukan soal Natuna, tapi ada hal lain yang membuat dia marah. Investasikah, proyekkah atau ada persoalan lain. Mari kita menelaah.***

Berita Terkait

PROSPEK GAZA Kernyit Dahi, dan Kukuhnya Hamas
“BEYOND OF ERA” Trump, dari Kennedy hingga Palestina
Catatan Dewan Pers : Tentang Tantangan Berat Pers di Masa Mendatang
Catatan Akhir Tahun: Strategi Industri Kunci Sukses Pertumbuhan 8 persen
DUA DEKADE TSUNAMI Majulah Terus Aceh!
GEOPOLITIK TIMUR TENGAH Resonansi Turki Cemaskan Teluk
DINASTI POLITIK Antara Assad dan Gemayel: Antara Bassil dan Bashir
TRANSFORMASI SURIAH Al-Jolani Tanggalkan Jejak Al-Qaeda
Berita ini 3 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 28 Januari 2025 - 11:25 WIB

PROSPEK GAZA Kernyit Dahi, dan Kukuhnya Hamas

Sabtu, 25 Januari 2025 - 09:22 WIB

“BEYOND OF ERA” Trump, dari Kennedy hingga Palestina

Selasa, 31 Desember 2024 - 19:17 WIB

Catatan Dewan Pers : Tentang Tantangan Berat Pers di Masa Mendatang

Senin, 30 Desember 2024 - 12:37 WIB

Catatan Akhir Tahun: Strategi Industri Kunci Sukses Pertumbuhan 8 persen

Selasa, 24 Desember 2024 - 07:39 WIB

DUA DEKADE TSUNAMI Majulah Terus Aceh!

Berita Terbaru