DARA|CIANJUR – Kabupaten Cianjur, Jawa Barat terancam kehilangan puluhan ribu ton padi dengan kerugian lebih dari Rp 80 miliar. Ancaman tersebut datang jika terus menunggu pembangunan sodetan Sungai Cikondang,di Kecamatan Cibeber Pemprov Jawa Barat pada 2021.
Demikian kata Camat Cibeber, Ali Akbar, menanggapi selesainya perbaikan sodetan di aliran Sungai Cikondang. Hampir lima bulan warga sembilan desa di Kecamatan Cibeber, mengalami kekeringan parah.
Cibeber, lanjut dia, salah satu lumbung padi Kabupaten Cianjur dengan tingkat produksi yang tinggi, sehingga akan sangat berpengaruh pada produksi tingkat kabupaten. “Tapi dengan adanya penyodetan ini diharapkan mampu meminimalisir dampak kekeringan dan produksi pertanian yang hilang,” katanya, kepada wartawan, Senin (23/9/2019).
Pasokan air untuk mengairi lahan pertanian dan kebutuhan mandi, cuci, dan kakus yang bersumber dari aliran Sungai Cikondang itu, kembali normal setelah pembangunan sodetan di aliran sungai itu tuntas. Sebelumnya, irigasi di sungai itu jebol yang berakibat sodetan di sepanjang sungai tergerus.
Plt Bupati Kabupaten Cianjur, Herman Suherman, menyebutkan untuk penyodetan sepanjang 50 meter dengan lebar 4 meter itu menghabiskan biaya Rp500 juta. Itu untuk pengadaan bronjong, batu, dan pengunaan alat berat.
Menurut dia, debit air dari sodetan tersebut cukup untuk mengaliri lahan pesawahan di sembilan desa yang mengalami kekeringan, meski tidak senormal sebelum musim keringan dan irigasi jebol. Karena itu, nanti akan diberlakukan sistem buka tutup supaya seluruh wilayah yang terdampak bisa teraliri.
“Terpenting dengan adanya sodetan ini, dampak kekeringan dan jebolnya jaringan irigasi bisa diminimalisir,” ujarnya, seraya menambahkan, untuk jangka panjang pemkab akan mendorong Pemprov Jawa Barat untuk segera memperbaiki jaringan irigasi di Kabupaten Cianjur.***
Wartawan: Purwanda | Editor: Ayi Kusmawan