Cikelepu SmartCamp, Konsep Liburan Baru Generasi Millenial

Minggu, 22 Desember 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto: Istimewa

Foto: Istimewa

Libur Tlah..Tiba…Libur..Tlah..Tiba… begitulah sebuah lirik lagu anak yang popular di tahun 2000-an yang dinyanyikan seorang penyanyi cilik, Tasya, pada masanya.


DARA | GARUT – Libur semester ganjil berbarengan dengan libur tahun baru. Banyak cara bisa dilakukan dalam mengisi masa liburan itu. Tentu kepada yang lebih posisitif seperti yang digelar Ikatan Remaja Keluarga Besar Cikelepu (IR-KBC).

IR-KBC yang lebih popular dengan sebutan Cikelepu Muda, dalam mengisi liburan tahun 2019 ini menghadirkan konsep acara Cikelepu Smart Camp (CSC XIX), di Guest House Pondok Pesantren Al-Ghoniyah II, Putrajawa, Selaawi, Kabupaten Garut.

Konsep liburan massal yang dikhususkan bagi siswa-siswi SD hingga SMA ini dibuka Rois Syuriah PCNU Kabupaten Garut, Minggu (22/12/2019).

Peserta diinapkan selama tiga hari dua malam. Mereka diajarkan soal adab, akhlaq, etika dan budaya serta pengenalan permainan-permainan lembur, kaburilem atau kaulinan barudak lembur. Permainan-ala anak desa zaman dulu seperti membuat meriam bambu, enggrang, dogong, karinding, bedil pletok, kolecer (kincir) dan lain sebagainya.

Selain itu juga diperkenalkan cara membuat kerajinan sebagai ciri khas masyarakat Garut Utara yang dikenal sebagai penghasil kerajinan anyaman. Dalam kegiatan tersebut setiap anak akan diajarkan cara membuat keterampilan anyaman dari bambu seperti memuat kipas, bakul, keranjang dan lain sebagainya.

Dari sisi Agama dan Budaya menurut Ketua Pelaksana CSC XIX, Rd. A. S. Zarkasih, setiap peserta wajib mengetahui sejarah Balubur Limbangan, sebagai bagian dari sejarah Kerajaan Pajajaran Terakhir pasca Sunan Rumenggong.

Peserta menyusuri makam raja-raja pasundan terakhir, diantaranya adalah seorang ulama kharismatik Jawa Barat yakni Eyang Nur Muhammad, putera dari Prabu Wargadireja yang dikenal sebagai seorang anak raja yang lebih memilih hidup menjadi seorang ulama dari pada mengurusi kekuasaan.

Alhasil berkat perjuangan dakwah Eyang Nur Muhamad (K.H.R. Nur Muhammad), sampai saat ini mampu melahirkan banyak pesantren khususnya di Wilayah Garut Utara, Priangan hingga penjuru Nusantara.

Panitia berharap setiap peserta bisa meneladani semangat perjuangan leluhur sesuai dengan tema kegiatan, Sholeh, Smart dan Survive.***

Editor: aldinar

Berita Terkait

Banjir Bandang Sungai Cipager Cirebon, DBMPR Jabar Tetapkan Tanggap Darurat
Sekilas Mengenal Golok Cisaat Sukabumi
Bhakti Sosial, Polres Sukabumi Gelar Operasi Katarak Gratis
Penambang Ilegal di Subang Bandel, Pj. Bupati Gandeng Sekda Jabar Tinjau Lokasi
Seorang Perempuan Tewas di Pematang Sawah, Mulutnya Berdarah, Celana Korban Robek
BIJB Siap Layani Jamaah Haji Jabar tahun 2025, Dedi Taufik : Kuantitas Ditambah
Pengurusan PBG Kurang dari 3 Jam Diterapkan di 27 Kabupaten/Kota se-Jawa Barat
Dinilai Peduli Lingkungan, Sejumlah Perusahaan di Jabar Terima Sertifikat Biru
Berita ini 7 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 19 Januari 2025 - 21:52 WIB

Banjir Bandang Sungai Cipager Cirebon, DBMPR Jabar Tetapkan Tanggap Darurat

Sabtu, 18 Januari 2025 - 22:40 WIB

Sekilas Mengenal Golok Cisaat Sukabumi

Sabtu, 18 Januari 2025 - 22:23 WIB

Bhakti Sosial, Polres Sukabumi Gelar Operasi Katarak Gratis

Sabtu, 18 Januari 2025 - 12:24 WIB

Penambang Ilegal di Subang Bandel, Pj. Bupati Gandeng Sekda Jabar Tinjau Lokasi

Sabtu, 18 Januari 2025 - 11:30 WIB

Seorang Perempuan Tewas di Pematang Sawah, Mulutnya Berdarah, Celana Korban Robek

Berita Terbaru