Home / Ads

Cobek dan Ulekan tak Tergerus Kemajuan Zaman

Selasa, 8 Oktober 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Herman Nurarifin di “bengkel” kerjanya. Foto: dara.co.id/Riri

Herman Nurarifin di “bengkel” kerjanya. Foto: dara.co.id/Riri

Peralatan memasak yang kini kian canggih, tak dapat mengalahkan pasangan alata masak yang terbuat dari batu ini. Ya, cobek dan ulekan kini masih bertahan. Pengrajinnya pun kadang kewalahan melayani permintaan pasar.

 

COBEK dan ulekan, sudah tidak asing dalam pendengaran masyarakat Indonesia, terutama bagi kaum ibu. Pasangan alat memasak sederhana yang melegenda ini hingga sekarang masih bertahan meski alat memasak modern yang serba ekektrik semakin marak digunakan.

Setiap rumah tangga dipastikan memiliki sepasang alat ini, karena sangat dibutuhkan saat meracik bumbu, terutama untuk membuat sambal. Produksi cobek dan ulekan kini selain diproduksi oleh pengrajin ada pula yang diproduksi secra masal atau pabrikan.

Bagi perajin cobek lain hal halnya dengan pengusaha pabrikan.  Herman Nurarifin (38), seorang pengrajin cibek di Kampung Pangleseran RT003/004, Desa Sirnaresmi Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, mengaku harus bertahan meski harus pula mengalami jatuh bangun.

“Ya sempet tiga kali jatuh bangkit, karena terkendala modal,” katanya, Selasa (08/10/2019).

Namun, karena permintaan cobek buatannya di pasaran masih banyak, ia tetap berusaha meneruskan warisan usaha keluarganya. “Baru sebulan ini bangkit lagi,  alhamdulillah orderan banyak. Malah saya kewalahan memenuhi kebutuhan para pelanggan.”

Permintaan cobek buatannya cukup tinggi. Dalam seminggu, bisa mencapai 70 cobek, yang membuatnya cukup kewalahan. “Sangat sedikit pengrajin cobek saat ini. Kebanyakan orang sudah tua karena keahliannya diwariskan dari leluhurnya.”

Agar tidak mengecewakan pelanggan,  pemesanan cobek juga dibatasi. “Kita batasi,  soalnya kalau orderan banyak juga tidak akan terpenuhi, kasian para pelanggannya,” ujar Herman.

Penguna cobek saat ini, diakuinya masih banyak meski blender sudah pasti hampir ada di setiap rumah, terutama di perkotaan. Menurut dia, rasa khas bumbu yang dibuat dengan menggunkan cobek dan ulekan batu akan lebih enak ketimbang dibuat dengan blender.

“Masyarakat sampai saat ini,  masih bertahan karena bumbu yang diulek mempunyai cita rasa yang khas. Terlebih dalam melestarikan warisan budaya leluhur,” katanya, seraya menyebutkan, cobek dan ulekan buatnnya dibeli tak hanya untuk kepentingan memasak. Ada juga yang membeli sekadar untuk dipajang, sebagai pelengkap hiasan rumahnya.***

Wartawan: Riri Satiri | Editor: Ayi Kusmawam

Berita Terkait

FGD Evaluasi Sampah Citarum, Mitigasi Harus dari Level Rumatangga
Simak Nih, 16 Artis dalam Pembagian Komisi AKD DPR RI, Ahmad Dhani dan Once di Komisi X
“свободное Зеркало Мостбет и Сегодня Актуальный Доступ К Сайту Mosbe
Mostbet Online Мостбет Официальный Сайт Букмекерской Компании И Казин
“Greatest Online Casino Down Under » Au Actual Money Casinos 202
Mostbet Přihlášení ️ Mostbet Subscription Na Oficiálních Stránkác
hello world
Citranatal 90 Dha Info
Berita ini 6 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 13 November 2024 - 10:12 WIB

FGD Evaluasi Sampah Citarum, Mitigasi Harus dari Level Rumatangga

Rabu, 23 Oktober 2024 - 13:44 WIB

Simak Nih, 16 Artis dalam Pembagian Komisi AKD DPR RI, Ahmad Dhani dan Once di Komisi X

Rabu, 2 Oktober 2024 - 22:19 WIB

“свободное Зеркало Мостбет и Сегодня Актуальный Доступ К Сайту Mosbe

Rabu, 2 Oktober 2024 - 17:43 WIB

Mostbet Online Мостбет Официальный Сайт Букмекерской Компании И Казин

Rabu, 2 Oktober 2024 - 15:47 WIB

“Greatest Online Casino Down Under » Au Actual Money Casinos 202

Berita Terbaru

Ilustrasi (Foto: Kemenkes)

RAGAM

Mengenal Gejala dan Penanganan Gangguan Mental

Senin, 20 Jan 2025 - 09:44 WIB

Ilustrasi (Foto: Kemenkes)

RAGAM

Inilah Tujuh Cara Efektif Mengatasi Stres Kerja

Senin, 20 Jan 2025 - 09:32 WIB