Setelah merebak pandemi Covid-19 kemudian muncul Hepatitis Akut. Lalu, mewabah pula penyakit mulut dan kuku atau PMK yang menjangkit hewan. Hari ini, santer soal mewabahnya virus Hendra. Apa itu?
DARA – Rentetan penyakit itu hingga kini sedang menggejala. Pandemi covid dan hepatitis akut sebuah virus yang menyerang manusia dan sampai sekarang masih dalam pengendalian. Artinya belum musnah dan masih perlu diwaspadai.
Lalu, muncul penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang ternak sapi. Meski di Indonesia jumlah korbannya masih kecil, tapi kewaspadaan sedang ditingkat pemerintah.
Hari belakangan, media ramai=ramai memberitakan tentang kemunculan virus Hendra. Nama yang mirip dengan dengan nama manusia. Virus apakah itu dan seperti apa gejalanya?
Dikutip dara.co.id dari CNNIndonesia, Jumat (20/5/2022), setelah lama menghilang, virus Hendra atau HeV ini kembali ditemukan oleh peneliti dari Griffith University, Australia.
Virus ditemukan bisa menular ke hewan dan manusia.
Sebelumnya, penyakit ini sempat muncul pada tahun 1994 dan 2016.
HeV merupakan zoonosis atau penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Kelelawar buah telah dideteksi sebagai inang virus.
HeV pertama kali ditemukan di Brisbane, Australia pada 1994 silam. Wabah tersebut menyerang 21 kuda dan dua manusia.
Selanjutnya, masih di Australia, HeV kembali menyerang. Dalam kali keduanya, sekitar 70 kuda dilaporkan terkena dan tujuh manusia tertular dari kuda yang terinfeksi.
Gejala Infeksi Virus Hendra
Menukil laman Organisasi Kesehatan Dunia, virus ini bisa memicu gejala yang parah. Bahkan, sering kali menjadi fatal pada kuda dan manusia yang terinfeksi.
Umumnya, gejala infeksi virus Hendra muncul mulai dari yang ringan, seperti mirip flu, hingga gangguan pada pernapasan dan saraf.
Center for Disease Control and Prevention (CDC) mencatat, masa inkubasi virus ini berlangsung selama 9-16 hari.
Berikut beberapa gejalanya:
– demam;
– batuk;
– flu;
– sakit tenggorokan;
– kelelahan.
Dalam beberapa kasus, penyakit dapat berkembang menjadi ensefalitis. Nama terakhir merupakan peradangan pada jaringan otak yang dapat menyebabkan gangguan saraf.
Meski infeksi virus Hendra jarang terjadi, namun CDC memperingatkan tingkat fatalitasnya yang cukup tinggi. Sekitar empat dari tujuh orang (57 persen) dilaporkan mengalami komplikasi parah hingga tak terselamatkan.
Namun, Anda tak perlu khawatir. Kasus HeV pada manusia relatif lebih jarang ditemukan. Penularan juga hanya terjadi saat seseorang berkontak langsung dengan kuda yang terinfeksi.
Editor: denkur | Sumber: CNNIndonesia