DARA | JAKARTA – Kepala BNPB, Doni Monardo, menekankan upaya pencegahan terhadap potensi bahaya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di beberapa wilayah. Curah hujan rendah di beberapa wilayah diprediksi akan terjadi pada Juli hingga Oktober 2019.
Menururt Doni Mordano, upaya pencegahan merupakan cara terbaik dan sangat penting untuk dilakukan karena upaya ini relatif lebih mudah dan murah dibandingkan jika kita melakukan penanggulangan kebakaran yang sudah terjadi. Dalam konteks pencegahan, kanjut dia, kerja sama dengan berbagai pihak sangat dibutuhkan sejak dini.
Pelibatan satuan tugas gabungan, baik dari pemerintah, TNI, Polri, masyarakat, dan dunia usaha merupakan alternatif penguatan untuk menambah efektivitas upaya-upaya yang dilakukan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan karhutla. Pada pertemuan Koordinasi Antisipasi Kahutla belum lama ini, dia berharap terwujudnya kesamaan persepsi semua pihak terkait.
Khususnya di Provinsi Riau, Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat dalam rangka penerimaan Satgas Gabungan Karhutla TNI. Oleh karena itu, lanjut dia, BNPB akan memberikan pembekalan yang dilakukan di tiga provinsi tersebut
“Melalui pembekalan, sinergitas, dan kerja sama dipersiapkan sejak awal sehingga akan memberikan pemahaman yang sama terhadap kesiapsiagaan dan pencegahan dalam menghadapi ancaman karhutla tahun ini,” katanya, dilansir bnpb.go.id.
BMKG memantau kondisi El Nino lemah yang diprediksi bertahan sepanjang tahun 2019. Namun demikian, dampak fenomena alam ini di musim kemarau perlu diwaspadai.
“Menghadapai periode musim kemarau 2019 perlu diwaspadai wilayah-wilayah yang rentan kekeringan meteorologis seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara, dan yang rentan Karhutla seperti Riau, Palembang, Jambi serta sebagian besar Kalimantan,” kata Deputi Bidang Klimatologi pada BMKG, Herizal, di Graha BNPB, Jakarta.
Puncak musim kemarau 2019, menurut dia, diprakirakan umumnya terjadi pada Agustus 2019.***
Editor: Ayi Kusmawan