DARA | SUKABUMI – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Asal Sukabumi (Himasi) menggeruduk Pemkot Sukabumi, Jawa barat, Senin (23/09/19). Dalam aksinya, mereka menyoal tidak terserapnya Dana Alokasi Khusus (DAK) Rumah Sakit Al Mulk dan Puskesmas Baros senilai Rp6,5 miliar di Dinas Kesehatan Kota Sukabumi.
“Kami anggap, mereka gagal dalam mengeksekusi anggaran DAK Kementerian Kesehatan. Padahal dana tersebut sudah dianggarkan,” kata kordinator aksi, Danial Fhadilah.
Ia menyayangkan anggaran yang begitu besar tidak terserap. Saat di-cross check, lanjut dia, gagalnya penyerapan tersebut di pelelangan.
“Padahal sudah muncul pemenang lelang. Namun malah digagalkan seenaknya,” ujar dia.
Terlebih, lanjutnya, perusahaan pemenang lelang tersebut jika dianggap bermasalah tidak masuk daftar hitam. “Saya yakin ada oknum. Nah kami minta oknum tersebut ditindak,” kata dia.
Ada tiga proyek yang dilelangkan yakni RS Al Mulk, Puskesmas Lembursitu dan Puskesmas Baros. Dua proyek yang ditangani oknum pemerintahan, menurut dia, gagal.
“Namun satu proyek malah berhasil ditangani internal dinkes berhasil,” katanya.
Danial juga mengungkapkan kekecewaan pihaknya karena pihak terkait tidak ada (dinas kesehatan) tidak menemui para pengunjuka rasa. Maereak ditemui Sekda Kota Sukabumi, Dida Sembada.
” Tidak puas dengan jawaban sekda ketika hadir di sekretariat kami, yang menjawab pemasalahan di Sukabumi adalah takdir,” ujarnya lagi.
Para pengunjuk ras menolak Dida Sembada, saat mencoba menemui mereka. “Namun mereka menolak saat saya temui. Mereka mencari ibu kepala dinas kesehatan. Namun tidak ada disini,” katanya.
Menurut Dida, tuntutan para pengunjuk rasa tersebut tidak tertuang dalam dalam surat resmi. Sehingga ia tidak tahu detailnya.
“Kalau masalah lelang secara struktur organisasi kegiatan itu ada pengguna anggaran. Kalau mereka mengajak berdialog kita undang pengguna anggran tersebut untuk menjelaskan, ” ujarnya.
Dida membantah, berbicara dengan Himasi, bahwa masalah tersebut takdir. “Saya siap dikonfrontir dengan mereka, ” katanya.***
Wartawan: Riri Satiri | Editor: Ayi Kusmawan