Dampak corona, banyak istri di Kabupaten Sukabumi yang minta cerai. Data yang di inventarisir kementerian agama sejak Maret hingga Juli 2020 kasus cerai tembus angka 5000 kasus.
DARA | SUKABUMI – “Tak hanya mempengaruhi kesehatan saja, namun dampak corona juga sangat luar biasa terhadap perekonomian masyarakat. Akhirnya, banyak istri yang minta cerai, memilih menjadi janda,” kata Bupati Sukabumi H Marwan Hamami, saat menghadiri salah satu acara, Jum’at (04/05/2020).
Jumlah warga yang mengajukan perceraian, kata Marwan, saat ini trennya mengalami peningkatan. Padahal, setahun sebelumnya kasus perceraian hanya sekitar 1.200 hingga 1.500 kasus.
“Tahun sebelumnya, pasangan suami istri yang mengajukan talak ke pengadilan agama kurang dari 20 persen saja,” ujarnya.
Tak dipungkiri, sebut Marwan, meningkatnya jumlah perceraian ini akibat keterpurukan faktor ekonomi di tengah pandemi Corona yang memengaruhi kehidupan rumah tangganya.
“Salah satunya, seperti perusahaan PHK karyawannya karena tidak bisa produksi. Juga masalah ekonomi lainnya yang memengaruhi keuangan rumah tangga,” ujar Marwan.
Imbas dari itu, keharmonisan rumah tangga runtuh. Mereka kerap bertengkar karena kekurangan keuangan hingga terjadi perceraian.
Berkaca dari itu, Pemkab Sukabumi memasuki masa adaptasi kebiasaan baru atau normal baru berupaya untuk meningkatkan kembali perekonomian warga.
“Salah satunya, yakni membuka dan membangkitkan kembali dunia pariwisata yang ditutup karena alasan pencegahan covid 19,” ujar bupati.
Langkah lain, meningkatkan kembali pendapatan usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan memberikan bantuan lainnya agar perekonomian keluarga bisa kembali normal atau meningkat.***
Editor: denkur