Pandemi Covid-19 juga memberikan dampak bagi kehidupan guru ngaji. Mereka membutuhkan bantuan. Kegiatan pengajian jarang digelar, karena berpotensi menimbulkan kerumunan.
DARA | BANDUNG – Anggota Komisi D DPRD Kota Bandung, Erwin, mengatakan, harus ada keberpihakan kepada para guru ngaji. Apalagi, peran guru ngaji dinilai krusial di bidang keagamaan di Kota Bandung.
“Guru ngaji kurang mendapat bantuan dari pemerintah, maka diupayakan ada alokasi khusus bagi guru ngaji, sebab bagaimanapun peran mereka sangat penting di bidang agama dan masyarakat,” ujarnya, di kawasan Jalan Lembong, Kota Bandung, Rabu (30/9/2020).
Menurutnya, guru ngaji harus menjadi skala prioritas, utamanya dalam wujudkan Kota Bandung yang agamis, dengan memberikan pendidikan agama dan karakter untuk generasi muda.
“Jadi bisa diperda-kan (peraturan daerah) untuk guru ngaji ada perhatian khusus. Karena tugas kami di DPRD untuk legislasi, intinya ada keberpihakan,” tegasnya.
Sementara itu, Wali Kota Bandung Oded M Danial mengaku, pihaknya telah menyerahkan sepenuhnya persoalan guru ngaji kepada Kementerian Agama, termasuk bantuan hibah bagi para guru ngaji di Kota Bandung.
“Saya menyerahkan kepada Kemenag, terkait hal tersebut,” ujar Oded.
Sebelumnya, Humas Kementerian Agama Kota Bandung, Agus Saparudin mengungkap, guru ngaji sangat membutuhkan bantuan. Pasalnya, kehidupan mereka sangat terdampak dengan pandemi virus corona baru.
“Pasti aktivitas mereka terganggu, karena libur semua. Dengan physical distancing itu kan maka muridnya nggak boleh ke masjid. Jadi online, kemudian yang biasa ceramah itu kan gak ada sekarang,” terangnya.
Walau demikian, Agus tidak bisa merinci jumlah guru ngaji di Kota Bandung. Namun berdasarkan yang terdata oleh pihaknya, jumlah guru ngaji di Kota Bandung mencapai seribuan.
“Jadi untuk guru ngaji dan ustaz yang tidak memiliki penghasilan tetap dan tidak memiliki pemasukan tetap dari pemerintah, itu yang perlu diberikan bantuan. Kalau guru ngaji non formal itu kan ada datanya di Kota Bandung untuk Diniyah dan Takmilyah saja hampir seribuan lebih, itu belum di luar yang tidak terdata,” pungkasnya.***
Editor: denkur