Dampak wabah corona sangat dirasakan para sopir angkot di Kota Sukabumi. Penghasilannya menurun. Biasanya, ada untuk makan anak keluarga. Tapi sekarang, untuk beli bensin dan setoran saja sangat sulit.
DARA | SUKABUMI – Seperti dituturkan Ujang Tobing (43) sopir angkot KKU 08 trayek PP Pasar Cisaat-Pasar Pelita. Ia merasakan sekali dampak corona.
“Biasanya saya sehari bisa mengantongi Rp100 ribu untuk dibawah ke rumah. Kalau sekarang dapat uang Rp50 ribu saja serasa sulit jangankan untuk setor,” keluh Ujang saat mangkal di Bundaran Gedung BRI Kota Sukabumi, Kamis (16/04/2020).
Untuk menghidupi keluarganya, Ujang terpaksa mensiasatinya dengan cara membagi kebutuhan sesuai pendapatanya baik untuk setoran maupun membeli bensin.
“Ya disiasati, antar kebutuhan di rumah dengan yang didapat. Seperti hanya bisa untuk setor dan sisanya dibawa kerumah. Besoknya baru untuk membeli bensin,” ungkapnya.
Sementara itu, dari informasi yang dihimpun ada sekitar 444 angkot KKU 08 hanya 50 persenan saja yang beroperasi.
“50 persen lagi, kebanyakan tidak jalan karena melihat situasi yang sepi. Seperti saya, ngetem di sini sudah satu jam lebih tidak ada penumpang,” bebernya.
Ujang berharap, pemerintah bisa memberikan solusi terbaik untuk masyarakat kecil. Menurutnya, saat ini masyarakat butuh bantuan untuk mengatasi permasalahan ekonomi.
“Harapan kami para sopir angkot bisa dibantu, dalam situasi wabah corona ini. Kalau orang kecil, uang harus dicari dulu. Kalau di rumah, kita tentunya tidak bisa menafkahi anak istri di rumah,” Kata dia.***
Editor: denkur