Dampak Ekonomi Pasca Pandemi, Ekonom Paramadina Bilang Perlu Solusi Konkrit

Jumat, 12 November 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin (Foto: Istimewa)

Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin (Foto: Istimewa)

Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin mengatakan perlu adanya solusi konkrit dan tepat dalam mengatasi kondisi ekonomi pasca pandemi Covid-19.


DARA – Itu dikatakan dalam Webinar yang digelar Bank Tabungan Negara (BTN) dengan tema “Perumahan Rakyat Solusi Bagi Tantangan Sosial dan Perlambatan Ekonomi Pasca Pandemi”, Kamis (11/11/2021).

“Permasalahannya adalah kita yakin setelah pandemi kita akan recover tapi apakah recover kemudian kita tumbuh di level 5 persen atau kita tumbuh di level persen nah ini yang menjadi krisis pandemi ini spesifik buat kita. Kita perlu solusi yang lebih konkrit dan solusi yang lebih tepat karena resorsis terbatas,” ujar Wijayanto.

Wijayanto juga mengungkapkan pada kondisi pandemi Covid-19 mengajarkan masyarakat terhadap satu hal namun juga membuat masyarakat lebih waspada terhadap banyak hal.

“Krisis pandemi hari ini itu juga mengajarkan kepada kita satu hal tetapi juga membuat kita harus waspada kepada banyak hal,” lanjutnya.

Lebih lanjut, Wijayanto menuturkan materinya bahwa keadaan ekonomi di Indonesia masih dalam kategori yang sehat akan tetapi tidak mencapai titik fit.

“Kalau kita lihat di chart itu, ekonomi kita bisa dikatakan selalu sehat, tetapi tidak mencapai titik fit. Artinya ibarat kita sehat dipaksa lari kencang tersengal-sengal, kemudian kapasitas fisik langsung drop kesulitan lari,” tuturnya.

“Nah ekonomi kita juga begitu, sehat tetapi ketika dihantam krisis recover tetapi kemudian berada kepada situasi yang lebih lemah. Jikalau kita lihat dari tahun 67 sampai sebelum krisis 98 ekonomi kita tumbuh 7,70% dihantam krisis 98 memang recover, tetapi kemudian tumbuh pada level yang lebih rendah 5,41% kemudian kita ingat tahun 2012-2013 ada krisis Commodity, harga Komoditi yang menjadi andalan export kita turun memang kita recover tetapi kemudian kita lihat perekonomian kita tumbuh di level yang lebih rendah 5,03%,” ungkapnya.

Menurutnya, materi yang disampaikan kedepannya akan lebih penting lagi, dikarenakan kita semua akan mendorong ekonomi sampai keluar dari krisis akibat pandemi Covid-19.

“Laporan seperti ini ke depan lebih penting lagi karena kita harus mendorong ekonomi kita untuk keluar dari krisis pandemi,” tegasnya.***

Editor: denkur

Berita Terkait

Sidak Pasar Tagog Padalarang, Tim Gabungan Temukan MinyakKita Kurang Takaran
Dugaan Korupsi Dana Iklan Bjb, KPK Umumkan Lima Tersangka
Baznas Kabupaten Bandung Dituntut Transaparan Kelola Dana Umat, Bupati: Kalau Amburadul Saya Malu
Kolaborasi PNM dan Kementerian UMKM Perkuat Literasi Usaha Nasabah
Pohon Tumbang, Arus Lalu Lintas Samarang-Garut Macet Parah
Siap-siap! THR Segera Cair, Segini Besarannya
Tunggu Izin Kementerian, KAI Siap Tambah Rangkaian KA Rajabasa selama Angkutan Lebaran 2025
Polres Garut Gelar Mudik Gratis, Berminat? Klik Kanal Ini!
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 14 Maret 2025 - 13:40 WIB

Sidak Pasar Tagog Padalarang, Tim Gabungan Temukan MinyakKita Kurang Takaran

Kamis, 13 Maret 2025 - 23:27 WIB

Dugaan Korupsi Dana Iklan Bjb, KPK Umumkan Lima Tersangka

Kamis, 13 Maret 2025 - 22:54 WIB

Baznas Kabupaten Bandung Dituntut Transaparan Kelola Dana Umat, Bupati: Kalau Amburadul Saya Malu

Kamis, 13 Maret 2025 - 22:02 WIB

Kolaborasi PNM dan Kementerian UMKM Perkuat Literasi Usaha Nasabah

Kamis, 13 Maret 2025 - 21:57 WIB

Pohon Tumbang, Arus Lalu Lintas Samarang-Garut Macet Parah

Berita Terbaru

CATATAN

RELOKASI RAKYAT GAZA Diplomasi Irlandia untuk Trump

Jumat, 14 Mar 2025 - 20:58 WIB

NASIONAL

Tamsil Linrung: Reformasi Polri Harus Menyerap Spirit Hoegeng

Jumat, 14 Mar 2025 - 15:42 WIB