Dampak bencana pergerakan tanah yang menerjang Kampung Sindanglangu, Desa Batulawang, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat membuat warga setempat berharap segera direlokasi.
DARA – Sejumlah kepala keluarga di wilayah itu mengaku sudah tak lagi aman tinggal di lokasi perkampungan tersebut pasca pergerakan tanah dan longsor.
Fatimah (35), salah seorang warga menuturkan, pasca bencana, ia tak lagi bisa beraktivitas dengan leluasa.
“Tanahnya masih bergerak, bawah rumah juga tanahnya terus mengeropos. Apalagi sekarang musim hujan,” kata Fatimah kepada wartawan, Kamis (25/2/2021).
Fatimah berharap bisa segera direlokasi ke tempat yang lebih aman.
“Sekarang takut tinggal di sini. Malam tidak bisa tidur apalagi kalau hujan deras, kedengaran getaran tanahnya,” ujarnya.
Senada, Piah (58) mengatakan, meski ia sudah tinggal cukup lama di Kampung Sindanglangu. Namun, saat ini kampungnya sudah tak lagi aman untuk ditinggali.
“Iya, ingin pindah karena tinggal di sini sudah bahaya,” ujar Piah.
Sementara itu, Kepala Desa Batulawang Nanang Rohendi mengatakan, pihaknya berencana merelokasi 15 kepala keluarga yang terdampak bencana pergerakan tanah yang terjadi sejak dua pekan terakhir itu.
Namun, hingga saat ini belum mendapatkan lokasi yang pas dan aman.
“Untuk sementara, jika kondisi di lokasi semakin membahayakan, kita akan dirikan tenda darurat untuk warga yang terdampak,” kata Nanang.
Nanang mengatakan, upaya relokasi sebenarnya sudah akan dilakukan pada 2018 pasca kejadian bencana sebelumnya.
Saat itu, pemerintahan desa telah menyiapkan lahan milik desa. Namun, hasil kajian Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, lokasi tersebut dinyatakan tidak layak.
“Jadi, untuk rencana relokasi yang sekarang, itu ada lahan milik perkebunan. Kami sudah surati mereka. Namun, belum ada jawaban,” kata Nanang.
Sebelumnya, bencana longsor dan pergerakan tanah melanda Kampung Sindanglangu, Desa Batulawang, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Namun, 15 rumah terdampak dan rusak serta belasan lainnya terancam.
Selain itu, bencana juga mengakibatkan jalan ambles sepanjang 150 meter hingga tak bisa dilalui kendaraan.
Ribuan warga yang tinggal di dua kampung yang biasa mengakses jalan tersebut kini terisolasi.***
Editor: denkur