Menurut Iwan, tutupnya ribuan restoran tersebut terjadi di berbagai daerah, terutama di tempat wisata seperti Bali dan Yogyakarta. Khusus di daerah wisata, banyak restoran yang mengandalkan wisatawan.
DARA| JAKARTA- Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mencatat lebih dari 1.000 restoran tutup permanen akibat pandemi Covid-19. Pembatasan sosial membuat omzet restoran anjlok.
Ketua PHRI DKI Jakarta, Sutrisno Iwantono menilai, penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang belakangan diikuti lewat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) membuat mobilitas masyarakat terbatas.
“Khusus restoran sebelumnya terakhir ini kan hanya boleh buka sampai jam 07.00 malam itu pun hanya 25 persen dari kapasitas. Ini tentu sangat menyulitkan kan terutama bagi restoran,” kata Sutrisno dalam Market Review IDX Channel, Rabu (10/2/2021).
Menurut Iwan, tutupnya ribuan restoran tersebut terjadi di berbagai daerah, terutama di tempat wisata seperti Bali dan Yogyakarta. Khusus di daerah wisata, banyak restoran yang mengandalkan wisatawan.
“Karena turis asing tidak ada yang datang ke Indonesia, sejak Januari lalu sudah ditutup untuk WNA yang masuk. Sementara harapannya tentu berasal turis domestik. Tapi turis domestik ini kan tidak mudah juga karena yang bisa menjadi turis itu orang yang punya uang, sementara kelompok-kelompok ini kan sangat memahami risiko dari penyakit itu,” katanya.
Sutrisno menyadari PPSB atau PPKM diterapkan untuk mengendalikan wabah virus corona. Dia juga mengapresiasi keputusan pemerintah yang memperlonggar jam buka dan kapasitas maksimal restoran.
“Memang terjadi pengurangan profit, tetapi kan diimbangi dengan membuka lebih panjang jam kerja menjadi jam 09.00 malam kemudian kapasitas yang 25 persen ditingkatkan menjadi 50 pesrsen ini kan merupakan suatu balancing yang tentu diharapkan memperbaiki keadaan,” tuturnya.
Editor : Maji