Data Sensus Penduduk 2021 menunjukkan dari total penduduk Indonesia, sekitar 49,5 persen adalah perempuan dan 32 persen adalah anak-anak. Sayangnya masih banyak kelompok perempuan dan anak yang masuk dalam kelompok rentan.
DARA – Isu perempuan dan anak isu yang kompleks. Terlebih lagi, situasi pandemi Covid-19 mengharuskan untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru yang juga meningkatkan kerentanan pada perempuan dan anak.
Diperlukan dukungan dari berbagai pihak melalui adaptasi layanan untuk memastikan terjaganya kesejahteraan (wellbeing) dan terpenuhinya hak-hak mereka.
Pemenuhan hak perempuan kunci pembangunan berkelanjutan, pertumbuhan ekonomi, serta perdamaian dan keamanan.
Bertepatan dengan Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada hari ini, Selasa 8 Maret 2022, Danone Indonesia menggelar webinar mengangkat tema: Perusahaan Ramah Keluarga, Dukung Ibu Siapkan Generasi Maju.
Hadir sebagai pembicara Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indra Gunawan, Vice President General Secretary Danone Indonesia Vera Galuh Sugijanto, Direktur Eksekutif Indonesia Business Coalition for Women Empowerment (IBCWE) Maya Juwita, dan Psikolog Rosdiana Setyaningrum.
Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Indra Gunawan mengatakan, saat ini Kementeriaan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menjalankan lima program prioritas sesuai arahan Presiden Joko Widodo dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) periode 2020-2024, salah satunya adalah upaya peningkatan peran ibu dan keluarga dalam pengasuhan/pendidikan anak.
“Data Satuan Kerja Nasional (Satkernas) tahun 2021 menunjukkan tingkat partisipasi ikatan kerja perempuan masih relatif rendah sekitar 54 persen dibanding partisipasi laki-laki yang hampir 84-85 persen. Kesenjangan tingkat partisipasi ikatan kerja itu perlu mendapat perhatian bersama. Terlebih lagi, situasi pandemi Covid-19 mengharuskan untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru yang juga meningkatkan kerentanan pada perempuan dan anak,” ujar Indra Gunawan.
Kebijakan perusahaan ramah keluarga, lanjut Indra, dibutuhkan agar membawa dampak signifikan dalam melindungi hak-hak perempuan dan anak di Indonesia. Untuk itu, pemerintah bersinergi dengan berbagai pihak untuk dapat memenuhi hak perempuan agar mendapatkan kesempatan yang setara di dunia kerja serta mendapatkan kesempatan untuk memenuhi hak anak.
“Kami sangat mengapresiasi perusahaan dalam hal ini Danone Indonesia yang telah menerapkan kebijakan ramah keluarga untuk melindungi perempuan dan anak. Perempuan berdaya untuk Indonesia semakin maju,” kata Indra Gunawan.
Sementara itu, VP General Secretary Danone Indonesia, Vera Galuh Sugijanto mengatakan, sesuai dengan tema Hari Perempuan Internasional tahun ini yaitu #BreaktheBias, Danone Indonesia sebagai perusahaan ramah keluarga memperkuat komitmennya dalam memberikan dukungan kepada perempuan Indonesia sebagai partner 24 jam untuk membantu mempersiapkan Generasi Maju.
“Kami terus berusaha untuk memberikan yang terbaik kepada para ibu di Indonesia. Danone Indonesia merespon dan beradaptasi secara cepat terhadap segala perubahan, serta terus berinovasi mewujudkan perusahaan ramah keluarga dengan memprioritaskan fasilitas dan kebijakan di internal dan inisiatif untuk eksternal,” kata Vera.
“Di lingkungan internal perusahaan, kami memberikan cuti melahirkan berbayar selama enam bulan untuk ibu dan 10 hari untuk ayah, jam kerja yang fleksibel, pemantauan status gizi anak karyawan di 1000 Hari Pertama Kehidupan, ruang laktasi di tempat kerja, serta asuransi kesehatan,” imbuhnya.
Di tahun ini, lanjut Vera, Danone Indonesia juga memulai inisiatif baru melalui program pendampingan karyawan perempuan untuk mendukung pemberian ASI eksklusif dan dilanjutkan hingga usia dua tahun.
“Program ini bertujuan untuk mendukung dan menyukseskan kegiatan menyusui dan meningkatkan rasa percaya diri karyawan perempuan sebagai seorang ibu,” katanya.
Dalam mendukung lingkungan eksternal, Danone Indonesia menjalankan inisiatif-inisiatif terkait kegiatan edukasi dan pemberdayaan masyarakat dalam menyiapkan Generasi Maju khususnya kepada para ibu di seluruh Indonesia tentang pentingnya gizi dan lingkungan yang sehat.
Kegiatannya antara lain Bicara Gizi, Isi Piringku, Warung Anak Sehat, Rumah Bunda Sehat, Rumah Tempe, AQUA Home Service, dan Recycle Business Unit (RBU).
Selain itu, untuk memperluas kontribusi dalam memberikan akses terhadap kesehatan ibu dan anak, Danone SN Indonesia menyediakan layanan Careline yang siap menjadi partner ibu 24 jam untuk berkonsultasi.
Ada 62 careliners yang terdiri dari para profesional, diantaranya kebidanan, keperawatan, nutrisionis, tumbuh kembang prasekolah dan ilmu kesehatan lainnya yang disiagakan untuk melayani konsultasi maupun mendengar keluh kesah para ibu dalam memastikan tumbuh kembang anak optimal dari awal kehidupannya.
Head of Careline Danone Specialized Nutrition (SN) Indonesia Flora Pramasari menuturkan, bangga bisa menjadi layanan yang mendukung tumbuh kembang anak dan siaga selama 24 jam melalui layanan multi-channel.
Kapan pun Ibu dapat menghubungi melalui channel yang sesuai dengan pilihan Ibu baik melalui telepon bebas pulsa, email, media sosial ataupun WhatsApp.
“Careline kami yang berpengalaman siap merespon pertanyaan Ibu. Setiap harinya, Careline kami menerima lebih dari 2.000 pertanyaan dari orang tua di seluruh Indonesia dengan topik pertanyaan yang paling banyak adalah terkait tumbuh kembang anak dan pemenuhan nutrisi si Kecil sesuai tahapan usianya,” ujarnya.
“Dalam melayani konsultasi, para Careliners memberikan edukasi dan merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan dilanjutkan hingga 2 tahun serta asupan nutrisi yang bergizi sesuai dengan tahapan usia anak,” imbuhnya.
Selama tahun 2020, kata Flora, intensitas komunikasi dengan pelanggan meningkat 170 persen dibanding tahun
2019.
“Kondisi pandemi ini menuntut kami untuk melakukan berbagai inisiatif yang adaptif dan berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mendukung dan meningkatkan kualitas nutrisi serta kesehatan keluarga dan anak demi terciptanya Generasi Maju,” kata Flora.
Direktur Eksekutif Indonesia Business Coalition for Women Empowerment (IBCWE) Maya Juwita memaparkan bahwa berinvestasi di tempat kerja yang ramah keluarga akan berdampak baik untuk keluarga, bisnis, masyarakat, dan ekonomi.
“Sejak awal pandemi, perempuan rentan mengalami berbagai permasalahan, seperti beban ganda, kehilangan
mata pencaharian, terpaksa menjadi tulang punggung keluarga, hingga mengalami kekerasan
berbasis gender. Perusahaan yang memperlakukan perempuan secara baik, maka investasinya akan
kembali pada bisnis dalam bentuk produktivitas dan loyalitas,” ujarnya.
“Tren positif menciptakan tempat kerja yang ramah keluarga memungkinkan orang tua untuk memberi anak-anak mereka awal terbaik dalam kehidupan dan berkontribusi pada success rate pertumbuhan anak yang optimal di Indonesia. Selain itu, juga berkontribusi pada upaya peningkatan kesetaraan gender dan pemberdayaan
perempuan,” imbuh Maya.
Secara psikologis, Psikolog Rosdiana Setyaningrum menjelaskan bahwa perempuan yang menjalankan peran sebagai ibu perlu penguatan diri sendiri, dukungan keluarga, lingkungan atau masyarakat, dan pemerintah.
“Perusahaan perlu menjadi support system bagi para perempuan pekerja dengan memberikan dukungan praktik pengasuhan positif yang kolaboratif seperti melalui pelatihan, pendampingan, dan kampanye kesadaran untuk menyoroti pentingnya masa tumbuh kembang anak agar optimal. Selanjutnya mewujudkan keluarga yang lebih bahagia, anak-anak yang lebih sehat, dan mengarah pada bisnis yang lebih baik,” kata Rosdiana.
“Secara internal, implementasi perusahaan yang ramah keluarga berhubungan dengan produktivitas kerja yang lebih baik dan kemampuan untuk menarik, memotivasi, dan mempertahankan karyawan,” imbuhnya.
Semua perempuan memiliki hak yang sama di masyarakat. Namun, kata Rosdiana, pada faktanya masih banyak
perempuan yang mengalami keterbatasan akses terhadap informasi dan layanan kesehatan.
“Inisiatif perusahaan dalam menyediakan layanan konsultasi yang accessible untuk semua kalangan dapat
mengurangi stres pengasuhan dan mendorong wellbeing dalam diri orang tua,” kata Rosdiana.
Editor: denkur