Kementerian Kesehatan Arab Saudi mengatakan warga Saudi yang terpilih sebagai calon jemaah haji terdiri dari tenaga kesehatan dan personel militer yang telah pulih dari Covid-19.
DARA| BANDUNG- Pemerintah Arab Saudi mengerahkan petugas dan mengetatkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19 seiring dengan kedatangan para calon jemaah haji menjelang ibadah haji pada Rabu (29/07) mendatang.
Setidaknya 10.000 orang yang bermukim di kerajaan tersebut akan mengikuti ibadah haji, jauh dari 2,5 juta jemaah yang datang tahun lalu.
Jumlah itu berbeda dari yang diumumkan Menteri Urusan Haji Arab Saudi, Mohammad Benten, dalam jumpa pers daring pada awal Juni bahwa pihaknya hanya membolehkan sekitar 1.000 orang untuk menjalankan ibadah haji tahun ini.
Jemaah haji tahun ini hanya diizinkan untuk mereka di bawah 65 tahun dengan protokol kesehatan ketat. Tahun ini pemerintah Saudi menerapkan berbagai kriteria, antara lain hanya membolehkan jemaah yang bermukim di kerajaan tersebut.
Calon jemaah haji yang tiba di Mekah harus menjalani masa karantina selama empat hari di hotel yang ditunjuk pemerintah sebelum diperbolehkan menjalani ibadah haji.
Menteri Kesehatan Arab Saudi, Mohammad Benten, menegaskan proses pendaftaran berjalan secara transparan. Kepada stasiun televisi Al-Arabiya yang dimiliki Saudi, dia mengatakan “faktor-faktor kesehatan” merupakan dasar seleksi.
Kementerian tersebut mengatakan penduduk non-Saudi yang diterima untuk menjalankan ibadah haji tahun ini berasal dari sekitar 160 negara. Mereka mencakup 70% dari keseluruhan calon jemaah.
Namun, tidak dijelaskan berapa banyak pelamar. Akibatnya, Kementerian Kesehatan Arab Saudi kebanjiran pertanyaan dan pernyataan di Twitter dari para pelamar yang kecewa ditolak. Mereka mengeluh pemerintah Saudi tidak memberikan alasan mengapa mereka ditolak.
Di antara pelamar yang diterima adalah Nasser, seorang ekspatriat asal Nigeria yang bermukim di Riyadh. Dia menyebut kesempatan berhaji tahun ini sama seperti memenangi “tiket emas”.
“Perasaan saya tidak dapat digambarkan,” kata Nasser kepada kantor berita AFP, setibanya di Mekah. Seperti dikutip BBC.com.
Kementerian Kesehatan Arab Saudi mengatakan warga Saudi yang terpilih sebagai calon jemaah haji terdiri dari tenaga kesehatan dan personel militer yang telah pulih dari Covid-19.
Calon jemaah haji yang mulai berdatangan di Mekah pada akhir pekan lalu tampak memakai masker. Suhu tubuh mereka diperiksa dan ditempatkan di karantina, kata pemerintah Arab Saudi kepada AFP.
Para calon jemaah haji, menurut dokumen Kementerian Haji Arab Saudi, diberikan beragam barang yang mencakup kerikil yang disterilisasi untuk ritual lempar jumrah, cairan disinfektan, masker, sajadah, dan pakaian ihram.
Sebelum tiba di Mekah, mereka diharuskan menjalani tes virus corona dan diwajibkan berada di karantina setelah menunaikan ibadah haji.
Kementerian Haji mengaku telah mendirikan sejumlah fasilitas kesehatan, klinik berjalan, dan ambulans untuk menangani para jemaah.
Editor : Maji