“Kami berharap momen ini bisa menjadi motivasi.”
DARA | Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Garut kembali menjadi sorotan setelah menerima kunjungan studi dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas 1 Madiun, Jawa Timur.
Kunjungan yang bertujuan meningkatkan kualitas pelayanan publik ini dipimpin langsung oleh Kabid Pembinaan Lapas Madiun, Budi Ruswanto, bersama Kasi Perawatan, Nanda, dan jajarannya.
Kepala Lapas (Kalapas) Kelas IIA Garut, Rusdedy, yang menyambut langsung rombongan Lapas Madiun, menyatakan harapannya agar kunjungan ini dapat menjadi ajang pembelajaran bersama.
“Kami berharap momen ini bisa menjadi motivasi untuk terus memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat dan warga binaan,” ujar Rusdedy, Jumat (11/10/2024).
Inovasi Unggulan yang Mengesankan
Selama kunjungan, rombongan Lapas Madiun diajak menyaksikan langsung dua inovasi unggulan Lapas Garut, yaitu Dapur H2O (Halal, Higienis, dan Zero Waste) dan Poliklinik HIJRAH.
Kedua fasilitas ini merupakan hasil transformasi Lapas Garut dalam upaya meningkatkan layanan pemenuhan kesehatan dan penyediaan makanan sehat bagi warga binaan.
Rusdedy menjelaskan secara detail mengenai alur penyediaan dan pendistribusian makanan, serta proses pemberian layanan kesehatan yang diterapkan.
Dari Limbah Menjadi Produk Ekspor
Puncak kunjungan ditutup dengan peninjauan program pembinaan unggulan Lapas Garut, yaitu pengolahan limbah sabut kelapa menjadi produk Coir Shade.
Program ini tidak hanya memberikan keterampilan bernilai tinggi bagi warga binaan, tetapi juga telah berhasil menembus pasar internasional.
Produk-produk hasil karya warga binaan Lapas Garut kini diekspor ke berbagai negara Eropa, di antaranay Prancis, Belgia, dan Spanyol.
Menurut Rusdedy, keberhasilan ini menjadi bukti nyata bahwa sistem pemasyarakatan Indonesia mampu berkontribusi positif terhadap ekonomi nasional melalui produk berkualitas ekspor.***
Editor: denkur