DARA | BANDUNG – Meski memberikan kemudahan bagi masyarakat kecil dalam penyediaan modal usaha, keberadaan bank emok (rentenir) masih menuai pro dan kontra. Di satu sisi kemudahan didapat masyarakat karena dana bisa cair sesuai keinginan masyarakat karena hanya dibentuk oleh sebuah kelompok. Namun, di sisi lain praktik pengembaliannya yang memberatkan. Hal tersebut secara psikologis merupakan virus yang berbahaya bagi masyarakat kecil.
Menurut tokoh masyarakat Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung, H. Dasep Hidayat, sebenarnya tidak semua program pinjaman bank harus ada anggunan, karena ada skim kredit atau Kredit Usaha Rakyat (KUR) perbankan tanpa anggunan. Disamping itu pemerintah melalui bank-bank plat merah telah mengucurkan KUR yang prosesnya lebih sederhana.
“Tapi sayang keberadaan program-program tersebut tidak tersosialisasikan dengan baik, akibatnya banyak keluarga-keluarga miskin dan konsumen bank emok tidak familier dengan perbankan. Karena menilai program-program perbankan dianggap ribet,” ujar Dasep saat ditemui dara.co.id di Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu (1/2/2020).
Dasep menuturkan, berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah baik Provinsi maupun Kabupaten, dengan keluarnya surat edaran, satgas anti rentenir dan lain-lain. Namun, hasilnya tidak signifikan karena bank emok tetap menjadi permasalahan serius yang menjerat rakyat kalangan bawah.
“Ini terjadi karena saat ini banyak kalangan masyarakat yang terjerat bank emok adalah keluarga-keluarga dengan pendapatan yang dan tidak sebanding dengan kebutuhan hidupnya sehari-hari,” katanya.
Yang harus dilakukan oleh pemerintah, lanjut Dasep, bagaimana membuat langkah konkrit untuk menolong rakyatnya yang lemah ini, dengan cara dibuat dasar hukumnya berupa Perda atau Pergub/Perbup untuk membentuk lembaga-lembaga keuangan mikro. Seperti koperasi wanita tingkat RW (Kopwanrw) yang membumi langsung di tengah-tengah masyarakat yang terjerat tadi.
“Dengan membentuk lembaga keuangan tersebut, bantuan finansial dan pelatihan, kalau memungkinkan lembaga/Kopwanrw, bisa men-take over hutang-hutang konsumen bank emok, meningkatkan ekonominya , ciptakan lapangan kerja atau kesempatan kerja untuk mereka. Pokoknya pemerintah dengan segala kemampuannya harus menolong rakyatnya yang lemah,” terangnya.
Wartawan: Fattah | Editor : Muhammad Zein