Banyak orang yang belum tahu kapan pilkada digelar, termasuk di Kabupaten Bandung. Jawabannya sudah ditetapkan pemerintah, jadwalnya semula tanggal 23 September 2020. Namun, karena wabah corona alias Covid-19, maka diundur menjadi 9 Desember nanti.
DARA | BANDUNG – Ardhina Hendrawati (38) warga Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung, mengaku masih belum tahu kapan pelaksanaan Pilbup Bandung. Ia hanya mengetahui akan ada pelaksanaan Pilkada dengan banyaknya baligo yang terpasang di sepanjang jalan kabupaten.
“Tahu sih mau ada pemilihan bupati, tapi enggak tahu kapan tanggalnya. Belum dapat sosialisasi juga,” ujar Ardhina saat ditemui Notif, Kamis 6 Agustus 2020.
Selain tanggal pelaksanaannya, Ardhina juga masih belum banyak mengetahui siapa saja bakal calon bupati yang mengikuti kontestasi lima tahunan itu. “Yang saya tahu cuma ada Sahrul Gunawan, yang lain belum tahu. Kalau Sahrul kan artis, jadi siapa sih yang enggak tahu. Emak-emak pasti tahu lah,” imbuhnya.
Ketidaktahuan tanggal pelaksanaan Pilkada Serentak di Kabupaten Bandung juga diungkapkan oleh Agus Wahidin (42). Warga Kopo Bihbul itu menilai jika sosialisasi yang dilakukan KPU belum masif.
Dikatakan Agus, pemberitaan pelaksanaan Pilkada di Kabupaten Bandung juga belum banyak. Terutama di media televisi. Hanya saja, mengenai promosi atau kampanye bakal calon dianggap sudah memenuhi timeline-timeline media sosial.
“Kalau berita konvensional kayaknya sedikit sekali ya. Kalau buka facebook misalnya nah baru tuh banyak kampanye dari figur-figur. Tapi kalau tanggal pelaksanannya saya sendiri belum tahu,” katanya.
Agus menyayangkan sikap penyelenggara yang terkesan kurang dalam mempublikasi informasi terkait pelaksanaan Pilkada. Seharusnya, kata dia, penyelenggara lebih memasifkan sosialisasi dengan cara-cara konvensional.
Terlebih, kata dia, pemilihan bupati adalah hajat rakyat yang betul-betul harus diketahui oleh masyarakat. Pasalnya, masyarakat menginginkan tentu ingin memiliki pemimpin yang mampu membuat Kabupaten Bandung lebih baik lagi ke depan.
“Baligo-baligo informasi pelaksanaan Pilkada juga kurang kalau saya lihat mah. Kalau baligo calon nah seabrek. Sampai pusing banyak figur yang muncul. Bisa-bisa banyak yang golput nanti kalau enggak ada sosialisasi,” kata dia.
Sementara itu, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Bandung Rahmat Sudarmaji meyakini jika banyak masyarakat di Kabupaten Bandung yang masih belum mengetahui kapan pelaksanaan Pilbup Bandung 2020.
Keyakinan Rahmat cukup mendasar. Beberapa kali mendapat pengaduan dari masyarakat terkait kurang masifnya sosialisasi yang dilalukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bandung tentang Pilbup Bandung.
“Saya yakin, banyak masyarakat yang belum tahu. Bukan tanpa dasar, banyak aduan yang disampaikan ke saya. Wartawan yang tergabung di PWI Kabupaten Bandung juga mengeluhkan kurangnya porsi sosialisasi itu,” ujar Rahmat.
Rahmat berharap KPU bisa lebih memaksimalkan kinerjanya dengan menggandeng sejumlah perusahaan media untuk melakukan sosialisasi. Tujuannya, informasi terkait pelaksanaan Pilbup Bandung bisa terpublikasi secara luas ke masyarakat.
“Di PWI ada sekutar 49 media. Manfaatkan media ini untuk publikasi. Kami di PWI juga terbuka jika memang penyelenggara Pemilu bersedia untuk bekerjasama. Karena memang ada tanggung jawab dan peran media untuk memberikan informasi seakurat-akuratnya kepada khalayak,” kata dia.
Rahmat berharap Pilbup Bandung bisa menjadi hajat masyarakat Kabupaten Bandung yang dapat dilaksanakan disambut meriah untuk mewujudkan sistem demokrasi yang seutuhnya. Bersih, jujur, adil, dan jauh dari black campaigne maupun money politics.
“Jangan sampai suara rakyat tidak bisa tersalurkan. Karena pada dasarnya masyarakat ingin menjunjung sistem demokrasi yang sesungguhnya. Kalau tidak masif sosialisasinya, maka dikhawatirkan suara rakyat dipolitisasi,” ujarnya.***
Editor: denkur