DARA | JAKARTA – Timnas Indonesia tersungkur pada Laga Kualifikasi Piala Dunia 2020 grup G. Dipecundangi dua negara tetangga di kandang sendiri. Publik tanah air kecewa, nyaris hilang rasa bangga.
Pertama Timnas kalah tipis 2-3 dari Malaysia. Lalu pada laga ke dua, malah dipermalukan Thailand 0-3. Dua laga itu justru berlangsung di hadapan publik sendiri yaitu di Stadion Gelora Bung Karno.
Publik tentu merasa kecewa. Bahkan, tak sedikit yang kehilangan kebanggaan. Timnas yang seharusnya tampil optimal serta membanggakan, ini malah terpuruk, memalukan. Bagaimana tidak, main di kandang sendiri malah dipecundangi tim tamu.
Warga net mencibir. Kalimat “akan dievaluasi” dinilai sudah tak lagi jadi jawaban menyejuk gundah. Sebab, semuanya sudah ancur, dan timnas terpuruk, tak berdaya.
“Ingin rasanya saya mengirim surat ke timnas: dear timnas kamu kecewakan aku, bla-bla-bla…,” ujar sejumlah suporter.
Lantas, apa yang jadi penyebab kekalahan timnas?
Eduard Tjong memaparkan pengamatannya di sebuah media online olahraga. Menurutnya Timnas tidak belajar dari kekalahan melawan Malaysia.
Misalnya soal pergerakan tanpa bola. Ketika ada pemain menguasai bola, pemain lain tidak bergerak mencari ruang kosong, sehingga pemain yang dapat bola bingung harus memberikannya kepada siapa. Akhirnya, dia melakukan kesalahan.
Kelemahan sama yang sangat mencolok adalah lemahnya sektor kiri dan kanan pertahanan.
Ketika Thailand memberi bola daerah, di situ tak ada pemain Indonesia. Kalau pun ada, jaraknya cukup jauh. Pemain kita hanya terbiasa melihat pergerakan lawan, bukan arah bola. Tak jarang pula, mereka melihat bola, tapi ada lawan yang tak dijaga. Seharusnya, pemain melihat bola dan posisi lawan sekaligus.
Publik Indonesia akhirnya berkesimpulan, Timnas Buruk.***
Editor: denkur