DARA | JAKARTA – Debat capres nanti malam, bertemakan seputar ideologi, pertahanan, keamanan, pemerintahan dan hubungan internasional, Sabtu (30/3/2019).
Dilansir CNNIndonesia, Adi Prayitno, pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah mengatakan, debat nanti akan jadi ajang saling konfirmasi siapa yang anti-Pancasila dan siapa Pancasila. Isu komunisme dan radikalisme masih menjadi momok bagi Jokowi dan Prabowo.
Jokowi, sudah sejak lama diterpa isu dekat dengan kelompok komunis. Bahkan, pernah difitnah anak kader Partai Komunis Indonesia. Beberapa kali Jokowi membantah isu itu dan menyatakan sebagai hoaks. Namun, hantu Jokowi komunis tak sepenuhnya hilang. Dalam suatu acara Jokowi bahkan pernah menyebut masih ada sekitar enam persen atau sembilan juta masyarakat yang percaya dirinya terkait PKI.
Menurut Adi, debat capres bisa jadi panggung pamungkas membantah isu PKI tersebut. Jokowi harus menjelaskan dan memberikan konfirmasi secara rinci terkait tuduhan dirinya didukung kelompok pro komunis. Bahkan, Jokowi juga harus memberikan penjelasan secara komprehensif terkait langkah pembubaran yang dilakukan terhadap Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
“Jokowi harus menjelaskan ke publik seberapa bahaya HTI, sehingga dibubarkan dengan perppu yang logikanya mengandaikan kita dalam kondisi genting. Kalau HTI sedang menjadi ancaman nyata, mengapa (rezim) sebelumnya tidak seperti itu,” ujarnya.
Prabowo, Adi memprediksi panggung debat bakal dimanfaatkan untuk menghapus stigma soal kedekatannya dengan kelompok islam garis keras yang ingin mengganti ideologi negara.
Stigma Prabowo dekat dengan kelompok radikal tak lepas dari aliran dukungan sejumlah tokoh yang terkenal keras.
Imam besar Front Pembela Islam, misalnya, yang selama ini dikenal publik sebagai tokoh islam yang cukup keras, sudah terang-terangan mendukung Prabowo.
Prabowo tak cukup sekadar memberi penjelasan untuk menepis stigma didukung kelompok garis keras. Prabowo juga harus membeberkan kebijakan komprehensif yang akan diambil terhadap kelompok radikal bila kelak menjadi presiden.
“Kalau Jokowi punya modal berani lawan kelompok radikal yang anti-Pancasila semacam HTI, nah kebijakan politik Prabowo hadapi kelompok radikal seperti HTI seperti apa? Mau dirangkul, diajak berteman, sambil dididik sebagai warga negara yang baik atau seperti Jokowi?” ujarnya.***
Editor: denkur
Bahan: CNNIndonesia