“Apalagi sekarang kan sedang terbentur pandemi Covid-19, ini menjadi momentum untuk SDGs yang sekarang ini sedang terus dilaksanakan,” tambah Teh Nia.
DARA | BANDUNG – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bandung menggelar debat publik pertama pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Bandung menghadapi Pilkada Kabupaten Bandung 2020 di Kopo Square, Margahayu, Sabtu (31/10/2020).
Dalam debat publik yang mengangkat tema peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bandung tersebut, setiap pasangan calon diberi kesempatan untuk memaparkan visi misi masing-masing.
Calon Bupati Bandung nomor urut 1, Kurnia Agustina Naser mengaku tidak mudah untuk berbicara didepan banyak kamera dan suasana juga sepi.
“Karena supporter tidak ada, jadi ketika pantun tidak ada yang ngomong cakep,” selorohnya.
Ia mengakui, beberapa pertanyaan yang dijawab dalam debat publik yang dijalaninya menjadi PR (pekerjaan rumah ) baginya, jika nanti terpilih.
“Seperti pasar sehat, pernah kita lakukan upaya untuk menyadarkan masyarakat pentingnya menjaga pasar-pasar kita agar terpenuhi aspek zonanisasinya, sanitasinya, ruang terbukanya dan lain sebagainya. Cuman sayang waktu itu saya kan hanya sebagai ketua forum belum bisa berbuat lebih,” ungkapnya.
Teh Nia berharap dengan acara debat publik tersebut, akan memperkaya khasanah wawasan berfikirnya, karena ternyata masih luas hal-hal yang belum diselesaikan.
Untuk permasalahan Millennium Development Goals (MDGs) dan Sustainable Development Goals (SDGs), Teh Nia menjelaskan bahwa Kabupaten Bandung sudah lebih maju dengan pengembangan kolaborasi Kelompok Wanita Tani (KWT), Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan), program ketahanan pangan dan gizinya, juga aspek-aspek pengembangan UMKM-nya.
“Apalagi sekarang kan sedang terbentur pandemi Covid-19, ini menjadi momentum untuk SDGs yang sekarang ini sedang terus dilaksanakan,” tambah Teh Nia.
Di sisi lain, Calon Wakil Bupati Bandung Usman Sayogi menegaskan bahwa pasangan NU Pasti Sabilulungan bukanlah petahana, menurutnya mereka sama seperti pasangan calon yang lain.
Terkait pasar, Usman mengatakan, kedepan, pasar harus benar-benar termenej dengan benar agar ada peningkatan pendapatan yang bersumber dari pasar.
“Berbicara pasar, disitu ada kemacetan, ada sampah, kriminal dan transaksi juga ada disitu, maka ini harus betul-betul dimenej dengan sebaik-baiknya. Sehingga akhirnya pendapatan bisa meningkat dari pasar untuk mengembangkan lagi pasar-pasar yang lebih sehat dan beradab,” ujar Usman.
Dalam gelaran debat publik yang sudah dilaluinya, Usman mengaku cukup deg-degan namun untuk selanjutnya dirinya akan mencoba lebih baik lagi untuk menjelaskan hal-hal yang disampaikan oleh moderator agar menambah wawasan bagi masyarakat Kabupaten Bandung.
Pasangan Yena-Atep
Sementara, paslon Bupati dan Wakil Bupati Bandung nomor urut 2, Yena Iskandar Ma’soem dan Atep mengatakan ini merupakan pengalaman pertama mereka dalam debat publik, meskipun demikian, Yena mengaku puas karena sudah bisa menyampaikan seluruh visi misi mereka kepada masyarakat Kabupaten Bandung.
“Ini merupakan debat pertama kami, tapi alhamdulillah kami cukup puas kami bisa menyampaikan apa yang menjadi visi misi kami kepada masyarakat di Kabupaten Bandung,” ungkap Yena usai debat publik.
Ia memaparkan peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat memang menjadi satu kewajiban bagi seorang pemimpin untuk bisa dilakukan sehingga masyarakat bisa lebih sejahtera di Kabupaten Bandung.
Selain itu, konsep yang ditawarkan oleh pasangan dengan tagline Dahsyat itu adalah membuka seluas-luasnya trasnparansi dan peofesionalitas tata kelola pemerintahan sehingga seluruh masyarakat dapat mengakses dan mengawasi kinerja pemerintah.
“Intinya goalnya adalah masyarakat Kabupaten Bandung harus percaya terhadap pemimpinnya dan ya tentunya selain percaya juga masyarakat Kabupaten Bandung ikut bersama-sama membangun Kabupaten Bandung,” tambah Yena.
Sementara Atep mengaku cukup nervous pada saat menjalani debat publik, namun menurutnya, ia cukup menguasai materi, namun porsi dirinya berbicara lebih sedikit dibanding Yena.
“Tetapi itu jadi bahan evaluasi buat saya untuk debat kedua nanti agar saya bisa lebih bawel. Insyaallah nanti evaluasi mudah-mudahan lebih baik,” katanya.
Sejalan dengan Yena, Atep mengatakan dirinya cukup puas karena visi misi mereka bisa tersampaikan dengan baik.
“Tinggal bagaimana masyarakat menilai, harapannya masyarakat bisa memilih kami nomor 2,” pungkasnya.
Pasangan DS-Sahrul Gunawa
Calon Bupati Bandung nomor urut 3, Dadang Supriatna menjelaskan, hal yang menarik dalam debat publik tersebut adalah bagaimana peranan Kepala Daerah dalam memberikan suatu regulasi.
“Saya siap melakukan perubahan terutama dalam hal yang terkait dengan regulasi, masalah perizinan harus kita permudah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bandung,” kata Dadang.
Mengamini apa yang disampaikan Dadang Supriatna, Calon Wakil Bupati Bandung Sahrul Gunawan berharap semoga mereka mendapat takdir yang baik.
“Ini jadi pengalaman pertama saya, biasanya kalau saya tampil di TV sih biasa aja, tapi kali ini ada deg-degan sedikit, tapi begitu udah selesa, ya alhamdulillah, Beliau (Dadang Supriatna) memang mumpuni kapasitasnya dan saya mendukung, mudah-mudahan ada takdirnya,” pungkas Sahrul.
Editor : Maji