Deklarasikan Pemilu Damai, 18 ketua partai politik di Kabupaten Bandung teken kesepakatan ciptakan kondusifitas.
DARA | Selain deklarasi pemilu damai juga digelar diskusi yang bertema Menciptakan Pemilu 2024 yang kondusif di wilayah Kabupaten Bandung.
Acara itu berlangsung di Mapolresta Bandung, Jalan Bhayangkara Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung, Senin (20/2/23).
Dihadiri para ketua 18 partai politik peserta Pemilu 2024 di Kabupaten Bandung, para pengurus Ormas, MUI, organisasi mahasiswa maupun pihak lainnya.
Bupati Bandung Dadang Surpiatna mengatakan Bawaslu, KPU, Polresta Bandung maupun pemerintah Kabupaten Bandung akan terus melakukan sosialisasi, sehingga tidak ada kesalahpahaman dalam menghadapi Pemilu 2024.
“Dengan dilaksanakannya deklarasi bersama oleh semua pimpinan partai politik ini menggambarkan bahwa semua partai politik sudah siap menjadi peserta pemilu dengan damai,” katanya.
Bupati meminta agar dalam Pemilu 2024 tidak tejadi black campaign. Setiap partai mengedepankan konsep adu gagasan, visi misi yang lebih baik, sehingga pelaksanaan Pemilu 2024 di Kabupaten Bandung bisa berjalan dengan baik, aman, tertib, dan juga kondusif.
Bupati mengingatkan pada Pemilu 2024 mendatang Kabupaten Bandung masuk dalam kategori rawan ketiga secara nasional, sehingga diharapkan ada kesepakatan bersama antara parpol, stakeholder, ormas Islam, LSM dan pihak-pihak terkait agar bisa megambil keputusan hingga pemilu berjalan lancar, sukses, jujur dan adil.
“Jangan sampai ada ujaran kebencian. Beda pilihan sah-sah saja. Sudah pada dewasa,” ujarnya.
Sementara itu, Kapolresta Bandung Kombes Pol Kusworo Wibowo mengatakan, tujuan diskusi bersama ini untuk menciptakan pemilu yang aman, damai dan kondusif.
“Permasalahan yang terjadi di Pemilu 2019 kita diskusikan bersama supaya di Pemilu 2024 tidak terjadi lagi,” katanya.
“Kami mengimbau agar tidak terjadi kampanye-kampanye yang sifatnya negatif campaign atau black campaign,” katanya seraya menambahkan, melalui diskusi bersama ini diharapkan dapat meminimalisir adanya politik identitas yang bisa memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
Editor: denkur