DARA | JAKARTA – Demo mahasiswa menolak pengesahan RKUHP di depan DPR, Selasa kemarin berakhir ricuh. 265 mahasiswa dan 39 polisi terluka.
Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono mengatakan, awalnya situasinya kondusif. Jelang pukul 16.00 WIB, perwakilan mahasiswa meminta bertemu dengan pimpinan DPR. Polisi kemudian melakukan mediasi. Hasilnya, pimpinan DPR bersedia menerima perwakilan mahasiswa.
Namun, lanjut Irjen Gatot, para mahasiswa menghendaki Ketua DPR dan pimpinannya datang ke tengah-tengah kerumunan aksi. Pimpinan DPR tidak bersedia.
“Setelah itu adik-adik mahasiswa menyampaikan sampai pukul 16.00 WIB apabila pimpinan DPR nggak ada di tengah-tengah mereka, maka mereka tidak bertanggung jawab atas apa yang terjadi,” ujar Irjen Gatot, Rabu (25/9/2019).
Situasi kemudian memanas. Peserta aksi mulai mendorong aparat dan melempari petugas dengan batu dan botol. Bahkan, massa di samping kanan merusak pagar gedung DPR dan berniat masuk ke dalam gedung.
Massa semakin bertindak anarkis. Polisi kemudian melakukan tindakan kepolisian membubarkan massa. Menghalou massa menggunakan water canon dengan harapan massa membubarkan diri. Namun, massa justru semakin beringas. Polisi pun mengeluarkan tembakan gas air mata.***
Editor: denkur/Sumber: detikcom