Selain di Jakarta dan kota lain, aksi demo mahasiswa pun digelar di Kabupaten Bandung. Sejumlah tuntutan disampaikan terkait isu-isu kebijakan pemerintah saat ini.
DARA – Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Bandung gelar demo di pintu gerbang Kompleks Pemerintahan Kabupaten Bandung, Senin (11/4/2022).
Setidaknya ada tiga tuntutan yang mereka sampaikan, yakni menuntut pemerintah menurunkan dan mencabut regulasi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Kemudian, juga meminta turunkan dan cabut regulasi kebijakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan segera antisipasi kelangkaan pertalite di Kabupaten Bandung.
Tuntutanan lain, menolak wacana perpanjangan masa jabatan presiden tiga periode.
Penolakan kenaikan harga BBM itu tertulis dalam spanduk berukuran besar.
Pantauan wartawan dara.co.id, sejumlah mahasiswa berorasi secara bergantian mengusung tema isu-isu yang berkembang saat ini, yakni soal kenaikan harga BBM.
Diteriakan, kenaikan BBM berdampak pada kenaikan harga bahan pokok, sehingga menyulitkan masyarakat.
“Musuh kita adalah kekuasaan yang sewenang-wenang,” ujarnya.
Mereka pun meneriakan, masyarakat tercekik karena harga-harga naik. Dampak kenaikan BBM, masyarakat mengalami kesulitan. BBM tak seharusnya dinaikkan karena masih pandemi Covid-19.
Kenaikan minyak goreng itu, menurutnya, memberatkan masyarakat. “Makanya, kita menolak kenaikan BBM. Karena kenaikan BBM sangat memberatkan masyarakat. BBM itu yang dibeli setiap hari oleh masyarakat,” katanya.
Ketua PMII Kabupaten Bandung Sona Aji mengatakan, aksi demo itu sebagai bentuk keresahan para mahasiswa atas kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah.
“Hari ini kita dirugikan, hari ini rakyat diresahkan dengan kenaikan BBM dan isu-isu yang dinilai tidak penting, selain isu presiden tiga periode dan hal sebagainya,” kata Sona Aji kepada wartawan di sela-sela aksi unjuk rasa.
Para mahasiwa turun ke jalan, kata Sona Aji, bukan semata-mata untuk merespon isu yang berkembang di lapangan, tetapi hal ini sebagai bentuk keresahan mahasiswa yang tergabung dalam PMII.
Sona berharap pemerintah mengantisipasi kelangkaan bahan bakar minyak pertalite dan menolak kenaikan harga bahan pokok.
PMII Kabupaten Bandung juga menolak wacana perpanjangan masa jabatan presiden tiga periode.
“Aksi ini bukan yang terakhir, tapi kita akan terus mengawal kebijakan pemerintah. Masyarakat untuk tetap mengawal, termasuk mahasiswa juga akan terus mengawal,” katanya.
Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Bandung H Sugianto didampingi Wakil Ketua DPRD Kabupaten Yayat Hidayat, dan Ketua Fraksi Partai Gerindra Praniko Imam Sagita menemui para mahasiswa yang melakukan aksi unjuk rasa di tengah turun hujan gerimis.
“Kami mengikuti dan mendengar dengan seksama, apa yang disampaikan rekan-rekan dari mahasiswa,” katanya.
Sugianto mengatakan, apa yang disampaikan para mahasiswa itu merupakan hak demokrasi seluruh anak bangsa.
“Kita memiliki kebebasan untuk menyampaikan aspirasi, kritikan, termasuk gugatan yang merugikan masyarakat umum,” katanya seraya menambahkan, pihaknya turut menyikapi kenaikan harga minyak goreng.
“Maka Pemkab Bandung didukung kebijakan DPRD untuk melakukan operasi pasar. Kita harus kawal bersama,” katanya.
Aksi mahasiswa itu dikawal jajaran Polresta Bandung yang dipimpin langsung Kapolresta Bandung Kombes Pol Kusworo Wibowo.
Juga hadir Kepala Badan Kesbangpol Kabupaten Bandung Adjat Sudradjat.
Editor: denkur | Wartawan: Trinata