DARA | BANDUNG – Desa Cibeureum, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat berhasil meraih juara 2 Lomba Desa Tingkat Provinsi Jawa Barat tahun 2019. Tropy penghargaan diserahkan Gubernur Jabar kepada Kepala Desa Cibeureum, Efi Nur Taufik, pada peringatan Hari Jadi ke-74 Provinsi Jabar di Lapangan Gasibu, Kota Bandung, kemarin.
“Pada tahun 2018 lalu, Desa Nagrog Kecamatan Cicalengka juga meraih juara pertama pada ajang yang sama. Semoga apa yang telah ditorehkan Desa Cibeureum dan Nagrog ini bisa menjadi percontohan bagi desa lainnya,” kata Sekda Kabupaten Bandung, H Teddy Kusdiana, MSi, saat menghadiri acara tersebut.
Ia menilai, terpilihnya Desa Cibeureum sebagai wakil Kabupaten Bandung cukup representatif, mengingat desa ini memiliki berbagai inovasi dan program yang melibatkan masyarakat. Sesuai Instruksi Gubernur, lanjut Teddy, tahun ini penilaian lomba desa terkonsentrasi pada tiga pilar pembangunan, yakni One village one company (OVOC/badan usaha milik desa/BUMDes), desa digital, dan infrastruktur gerbang desa.
Meski tak menjadi juara pertama, labjut dia, yang sudah dilakukan Desa Cibeureum bersama masyarakatnya merupakan representasi dari semangat Sabilulungan yang sering digelorakan. Hal tersebut patut dicontoh oleh desa-desa lain.
“Tentu kami berharap bisa mempertahankan gelar juara di tahun sebelumnya. Namun yang terpenting adalah, pengelolaan pemerintah desa harus betul-betul berorientasi pada pelayanan bagi masyarakat. Semoga desa lain dapat termotivasi dalam meningkatkan prestasi,” ujarnya.
Sementara Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Bandung, H Tata Irawan, mengungkapkan, lomba desa pada hakikatnya adalah apresiasi atas kerja keras perangkat desa dalam pelaksanaan tugas rutinnya untuk membangun dan memajukan desa. Pembangunan desa harus terus berjalan.
Sebelum meraih gelar juara II lomba desa tingkat Provinsi Jawa Barat, lanjutnya, Desa Cibeureum sudah mengikuti verifikasi dan penilaian tim penilai DPMD Provinsi Jawa Barat sejak 18 Juni.
“Keberhasilan tersebut harus disyukuri untuk menjadi pemicu dan pemacu desa lainnya. Sehingga, desa yang belum mengikuti lomba bisa mencotohnya,” kata dia.***
Editor: Ayi Kusmawan