DPRD Kota Bandung mengingatkan Pemerintah Kota Bandung untuk kembali mengoptimalkan program-program pencegahan dan penanganan banjir, mengingat sudah akan masuk musim penghujan.
DARA | BANDUNG – “Hujan mulai mengguyur Kota Bandung beberapa hari ini, tapi di lapangan kami belum melihat adanya pergerakan dari Gober maupun tim reaksi cepat lainnya yang bertugas mengatasi bahkan mengantisipasi terjadinya banjir, baik itu di aliran sungai, gorong-gorong, dan saluran air lainnya,” ujar Ketua DPRD Kota Bandung Tedy Rusmawan, saat dihubungi, Rabu (23/9/2020).
Pihaknya meminta agar kesiapsiagaan dan kewaspadaan dini harus mulai ditingkatkan. Terlebih, musibah banjir yang terjadi tahun lalu di wilayah Bandung timur, masih membekas di masyarakat terdampak langsung hingga kini. Bahkan, warga masih merasa khawatir musibah serupa bakal terjadi saat musim penghujan nanti. Oleh karena itu, kondisi tersebut harus menjadi pelajaran berharga bagi dinas terkait.
“Maka kami mendorong agar Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung harus sudah mulai melakukan pemeriksaan titik-titik potensial banjir, termasuk memastikan kondisi kesiapan dari tanggul, bronjong, dan lainnya di seluruh aliran anak Sungai Cikapundung, bahkan kalau ada yang mulai rusak segera diganti bahkan ditambah kekuatannya sehingga dapat memastikan kepada masyarakat bahwa banjir telah dapat diantisipasi,” ujar Tedy.
Pemkot Bandung pun didorong untuk terus berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, untuk memeroleh data ilmiah secara akurat terkait prediksi puncak curah hujan di Kota Bandung.
“Karena BMKG memiliki teknologi yang mampu melakukan hal tersebut,” kata Tedy.
Tedy menerangkan, meski biasanya puncak hujan terjadi pada Desember-Januari hingga Maret, anomali cuaca yang dapat berubah-ubah setiap tahunnya patut diwaspadai dan menjadi perhatian bagi pemerintah juga masyarakat, guna memersiapkan dampak hujan yang akan terjadi.
Pembangunan infrastruktur yang dilakukan Pemkot Bandung guna mengantisipasi banjir, seperti kolam retensi maupun wet land, dinilai Tedy, akan terlihat efektivitasnya pada tahun ini.
Apalagi, berkaca pada peristiwa tahun lalu, walau telah tersedia danau retensi di samping tol Gede Bage, karena intensitas curah hujan yang tinggi dan derasnya air yang tidak tertahan dari wilayah utara Kota Bandung, musibah banjir tak terhindarkan.
“Upaya penanganan dan pencegahan banjir ini harus dilakukan secara signifikan. Apalagi dalam penetapan anggaran perubahan APBD 2020, kami telah menyetujui adanya penambahan anggaran kurang lebih sekitar Rp 7 miliar, dimana 50 persennya atau sekitar Rp 2,5-3,5 miliar diperuntukkan bagi penanganan banjir. Sisanya untuk pembangunan dan pemeliharaan infrastuktur seperti perbaikan jalan, PJU, dan lainnya, belum lagi dengan anggaran murni yang telah dimiliki DPU Kota Bandung,” ujarnya.***
Editor: denkur