Di Kabupaten Bandung, Dinas Kesehatan Sebut Ada Ratusan Santri Terpapar Covid-19

Jumat, 13 November 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Grace Mediana Purnami (Foto: Humas Pemkab Bandung)

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Grace Mediana Purnami (Foto: Humas Pemkab Bandung)

Sebanyak 104 santri di dua pondok pesantren di Kabupaten Bandung terkonfirmasi positif Covid-19, kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, Grace Mediana Purnami.


DARA | BANDUNG – Grace mengatakan, pondok pesantren salah satu tempat yang menjadi fokus untuk dilakukan pemeriksaan Covid-19. Pasalnya, di pondok pesantren banyak kerumunan dan banyak aktivitas yang dilakukan di satu ruangan dalam waktu yang cukup lama.

“Kami sudah melakukan (pemeriksaan) di 12 pondok pesantren. Hasilnya, sepuluh pondok pesantren, tidak ada yang positif. Namun dua pondok pesantren ada yang terkonfirmasi positif. Total jumlah yang sudah kami konfirmasi positif itu ada 104, dari dua pondok pesantren,” ujar Grace saat ditemui di ruang kerjanya, Soreang, belum lama ini.

Setelah menyampaikan informasi mengenai adanya penghuni pondok pesantren yang terkonfirmasi positif Covid 19, kata Grace, pengelola dari dua pondok pesantren itu bersikap kooperatif dan mau bekerjasama untuk penanganan kasus ini.

Mereka yang terkonfirmasi positif Covid 19 melakukan isolasi mandiri, dengan terus dipantau dan diawasi oleh petugas dinas kesehatan dan petugas puskesmas yang berada di dekat pondok pesantren.

“Tentunya kami bersyukur, semoga ini menjadi contoh bagi pondok pesantren lain untuk dapat memperbolehkan kami melakukan testing tersebut. Karena ini juga salah satu upaya untuk percepatan memutus mata ranta Covid 19,” imbuh Grace.

Grace mengungkapkan pihaknya selalu melaksanakan test Covid 19 kepada pondok pesantren yang ada di Kabupaten Bandung.

Terhadap pondok pesantren yang terkonfirmasi ada yang positif Covid 19, kata Grace, pihaknya melakukan langkah-langkah antisipasi. Pertama, ketika ada informasi mengenai keluhan bahwa beberapa santri kehilangan indra penciumannya, pihaknya akan menugaskan puskesmas untuk melakukan screening.

Selanjutnya, jika setelah di screening ditemukan ada yang bergejala, maka pihaknya akan menindaklanjuti dengan melakukan test PCR Swab.

“Setelah itu, kami menemukan yang positif dan kami menginformasikan kepada pondok pesantren tersebut untuk melakukan isolasi mandiri terhadap santri yang positif tersebut. Karakter pondok pesantren yang terpapar adalah dengan jumlah santri yang cukup besar. Kalau jumlah santri yang tidak cukup besar, Alhamdulillah sudah kami lakukan dan tidak kami temukan. Bukannya tidak boleh melakukan aktivitas, tapi tetap sejauh menjalankan protokol kesehatan, maka itu akan mengurai dampak keterpaparan dari Covid 19,” tutur Grace.

Grace mengungkapkan dalam melakukan penanganan kasus positif Covid 19 yaitu dengan 3T, testing, tracing dan treatment, sehingga terkait dengan kasus positif Covid 19 di pondok pesantren, pihaknya sudah melakukan tracing yaitu test swab bagi pihak yang kontak erat dengan yang terkonfirmasi positif Covid 19

“Kita berharap mudah-mudahan yang kontak erat tersebut, tidak ada yang positif. Jika ada yang positif, tetap akan kita tangani dan kita edukasi untuk melakukan isolasi mandiri. Kemudian dalam melakukan isolasi mandiri ada pemantauan dari puskesmas dan tetap menjaga protokol kesehan, yaitu memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak,” tutup Grace.

Kepala Seksi PD Pontren Kemenag Kabupaten Bandung, Asep Saefulloh mengatakan berdasarkan data, ada 412 pesantren yang tersebar diseluruh wilayah Kabupaten Bandung. Katanya, 80 persen sudah melakukan pembelajaran secara tatap muka.

“Kami juga menyarankan bahwa di pesantren itu harus sesuai dengan protokol kesehatan, selalu koordinasi dengan dinas kesehatan dan satuan gugus tugas Covid 19 setempat. Jadi, kita edukasi ke mereka seperti itu,” ujar Asep saat dihubungi via telepon, Jumat (13/11/2020).

Tidak semua santri di pondok pesantren berasal dari Kabupaten Bandung. Kata Asep, ada juga berasal dari luar Kabupaten Bandung, sehingga pihaknya menginstruksikan pimpinan pondok pesantren, agar santri yang berasal dari luar Kabupaten Bandung diwajibkan membawa hasil rapid tes, atau jika memungkinkan hasil swab tesnya.

“Begitu datang juga tidak langsung berbaur dengan santri yang sudah masuk. Dia karantina dulu di pesantren minimal selama 10 hari, apalagi yang dari wilayah yang zona merah hitam,” tuturnya.

Asep mengungkapkan dinas kesehatan selalu berkoordinasi dengan pihaknya terkait pelaksanaan test Covid 19 pesantren, yang diberikan secara gratis.

“Alhamdulillah sarananya memadai, seperti hand sanitizer, tempat cuci dan masker, ada bantuan. Himbauannya, jagalah protokol kesehatan, jangan lupa 3M,” pungkas Asep.***

Editor: denkur

Berita Terkait

Nyoblos Pilkada Dua Hari Lagi, Pemprov Jabar Gelar Doa Lintas Agama
Bupati Dadang Supriatna Instruksikan BPBD Siaga Bencana di Kabupaten Bandung
Banjir Masih Merendam Delapan Kecamatan di Kabupaten Bandung
Kabar Gembira, Ratusan Petani Tembakau Bandung Barat Dapat BPJS Ketenagakerjaan
Hanyut Terseret Banjir Dayeuhkolot, Keberadaan Julaeha Masih Misteri
BNPB Imbau Masyarakat Waspadai Bencana Hidrometeorologi
Ciptakan Pilkada Damai, KPU Kota Bandung Gelar Doa Bersama Lintas Agama
Lima Contoh Ucapan Hari Guru Nasional
Berita ini 3 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 25 November 2024 - 19:36 WIB

Nyoblos Pilkada Dua Hari Lagi, Pemprov Jabar Gelar Doa Lintas Agama

Senin, 25 November 2024 - 19:21 WIB

Bupati Dadang Supriatna Instruksikan BPBD Siaga Bencana di Kabupaten Bandung

Senin, 25 November 2024 - 18:38 WIB

Banjir Masih Merendam Delapan Kecamatan di Kabupaten Bandung

Senin, 25 November 2024 - 16:20 WIB

Kabar Gembira, Ratusan Petani Tembakau Bandung Barat Dapat BPJS Ketenagakerjaan

Senin, 25 November 2024 - 13:02 WIB

Hanyut Terseret Banjir Dayeuhkolot, Keberadaan Julaeha Masih Misteri

Berita Terbaru