DARA | BANDUNG – Saat ini, hanya 772 koperasi yang aktif dari 2.530 koperasi berbadan hukum di Kota Bandung. Dari 772 koperasi yang aktif itu yang dinyatakan sehat 619 koperasi.
Kondisi ini membuat Pemkot Bandung perlu memberikan pendampingan lebih agar koperasi bisa baik secara kualitas, tak hanya kuantitas. “Kalau kita sudah berikan pendampingan, pelatihan, tetap tidak bisa berkembang, pilihan terjelek adalah kita akan merasionalisasi,” kata Plh Wali Kota Bandung, Yana Mulyana, pada puncak peringatan ke-72 Hari Koperasi tingkat Kota Bandung di Ballroom Ibis Hotel, kemarin.
Setelah itu, lanjut dia, koperasi akan diarahkan untuk memasuki ekosistem digital. Kendati berbasis ekonomi kerakyatan, koperasi juga bisa dikelola secara digital. Terlebih di era saat ini, lembaga keuangan digital seperti fintech begitu mendominasi.
“Pada masa digital ini koperasi pun harus mengikuti perubahan yang begitu pesat. Di era industri 4.0 ini koperasi pun harus masuk ke dunia digital dan menggunakan kecanggihan teknologi untuk memberikan pelayanan terbaik kepada anggota,” ujarnya.
Hal itu diamini Kepala Dinas Koperasi UMKM. Kota Bandung, Atet Dedi Handiman, yang tengah mengagendakan reformasi total koperasi. “Koperasi harus bisa diandalkan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota serta menggerakkan pertumbuhan ekonomi kota.”
Ia yakinm, merambah ekosistem digital adalah solusi agar koperasi ini dapat terus bertahan. “Hari ini kita mengangkat tema Koperasi Menuju Ekosistem Digital. Koperasi harus go digital agar dapat bersaing sehat dengan badan usaha lainnya,” ungkap Atet, yang juga Ketua Koperasi Pegawai Pemkot Kota Bandung ini.***
Editor: Ayi Kusmawan