Mereka memaksa orang-orang Arab untuk berziarah ke tempat ibadahnya. Ketika ia dan pasukannya mendekati Mekkah, gajah-gajah itu menolak untuk maju ke arah Kabah.
Ahad 16 Oktober 2022, setelah empat hari berada di Madinah Al Munawarah, tak cukup waktu untuk melepaskan rasa rindu pada Rasulallah Muhammad SAW. Meski hati kami para Jamaah Umroh KBIHU Darul Ihsan Yuppi secara umum masih ingin tinggal lebih lama, namun waktu jua yang mengharuskan kami segera beranjak ke Mekkah Al Mukaramah.
Sekira pukul 14.00 waktu Madina, rombongan kami pun bergegas untuk meninggalkan Kota Bercahaya itu. Semua jemaah di dalam bis yang membawa kami ke Mekkah sudah mengenakan baju Ihram.
Sebab kami akan berniat ihram di miqat Bir Ali. Perjalanan kami Madina menuju Mekkah enam jam lebih, yang sebelumnya kami berhenti sejenak di Masjid di Bir Ali untuk shalat dan berniat ihram.
Setiba di Mekkah, kami istirahat sejenak untuk kemudian berwudlu dan melaksanakan Tawaf, Sa’i dan tahalul di Masjidil Haram. Ritual ibadah umroh ini kami lakukan hingga dini hari.
Melelahkan memang, tetapi betapa kenikmatan beribadah tersebut dapat kami rasakan sebagai sensasi keimanan kami. Kenikmatan ibadah ini tak bisa diukur dan disetarakan dengan apapun apalagi dengan hal yang bersifat kebendaan.
Berada di Kota Mekkah, lagi lagi kami merasakan kerinduan yang tiada Tara terhadap Rasulallah Muhammad. Ini mengingat tapak sejarah betapa beratnya perjuangan Muhammad untuk berdakwah soal Islam kepada para kaum kafir di Mekkah.
Umat Islam sejak kedatangan jamaah KBIHU Darul Ihsan Yuppi di Kota Mekkah makin terus bertambah. Kota Mekkah seakan tak pernah tidur. Jam demi jam jamaah umrah dari berbagai negara terus berdatangan.
Hotel hotel yang setiap tahun jumlahnya bertambah seakan tak mampu menampung para jamaah yang datang ke kota ini. Apalagi , saat kami datang di Kota Mekkah menjelang tanggal 12 Rabiul Awal, yang selalu diperingati oleh umat Islam sebagai hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Tahun ini, hari kelahiran Nabi Muhammad SAW bertepatan dengan 19 Oktober 2021. Rasulallah lahir pada 570 Masehi di Mekkah.
Kota Mekkah secara geografis, terletak 72 kilometer dari pusat perekonomian Arab Saudi, Jeddah, atau 400 kilometer dari Madinah. Kota tempat Ka’bah berada ini terletak di daerah pegunungan tandus dengan luas sekitar 850 kilometer.
Keberadaan Kota Mekkah tak bisa dilepaskan dari peran Nabi Ibrahim AS yang mendirikan Kabah. Mekkah awalnya hanya sebuah kota kecil yang dihuni oleh anak cucu Nabi Adam AS sampai ketika dilanda banjir besar di era Nabi Nuh AS.

Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan populasi penduduk, Mekkah yang tadinya lembah tandus yang dikelilingi oleh pegunungan, menjadi daerah yang memiliki daya tarik baik untuk pemukiman maupun niaga. Banyak orang kemudian mulai berdatangan dan menetap di kota kecil itu, termasuk Nabi Ibrahim AS.
Berdasarkan catatan sejarah di era Romawi dan Bizantium, Kota Mekkah menjadi pusat perdagangan.
Ini sangat beralasan sebab, Mekkah berada di jalur perdagangan yang menghubungkan Mediterania, Arab Selatan, Afrika Timur, dan Asia Selatan.
Tahun berganti peradabanpun berkembang Mekkah akhirnya dikuasai dan dihuni oleh suku Quraisy di bawah pimpinan Qusay bin Kilab, kakek keempat Nabi Muhammad SAW.
Ada peristiwa penting dalam tonggak perkembangan Islam yakni di era Nabi Muhammad SAW Pada tahun 571 M, Abraha dengan pasukannya para penunggang gajah ingin menghancurkan kabah.
Mereka memaksa orang-orang Arab untuk berziarah ke tempat ibadahnya. Ketika ia dan pasukannya mendekati Mekkah, gajah-gajah itu menolak untuk maju ke arah Kabah.
Mengutip Al Quran Surat Al-Fil disebutkan, Allah mengirimkan burung ababil untuk menghancurkan Abraha dan pasukannya.
Peristiwa inilah yang melatarbelakangi penyebutan Tahun Gajah, tahun ketika Nabi Muhammad SAW lahir. Pada abad ke-7 Masehi, Islam muncul di Mekkah.
Karena dianggap telah mengganggu tradisi dan paradigma lama, penduduk lokal pun menentang keras dan memaksa mereka untuk berhijrah.
Dari sinilah titik awal Nabi Muhammad SAW berserta pengikutnya kemudian hijrah ke Madinah pada 622 M. Tujuh tahun kemudian, tepatnya pada 630 M, umat Islam berhasil menaklukkan kota Mekah dengan damai setelah penduduknya menyerah.
Peristiwa ini banyak dikenal dengan Fathu Makkah atau penaklukan Kota Mekkah. Ada banyak riwayat yang menyebut asal-usul nama Kota Mekkah.
Salah satunya adalah berasal dari nama burung yang hidup di Riyadh, yaitu burung Mukka’. Riwayat lain menyebutkan sebutan Mekkah karena kota itu mampu menghapus dosa-dosa para peziarahnya dan kezaliman. Sebab, kata “menghapus” atau “membersihkan” dalam bahasa Arab juga disebut “makka”-“yamukku”.
Maka masa lalu pasti sangat berbeda dengan masa kini. Pada perkembangan kesejarahan, pada 1517, Mekkah berada di bawah pemerintahan Turki Usmani dengan ibu kota Konstantinopel atau sekarang disebut Istanbul.
Setelah Turki Usmani runtuh, Ibn Saud mendirikan Kerajaan Arab Saudi. Mekkah mengalami perkembangan ekonomi yang luas setelah ditemukannya sumber daya minyak di Arab Saudi.
Pemerintah pun merenovasi Kota Mekkah besar-besaran untuk menampung jemaah lebih banyak. Wajah Mekkah kini menjadi kota yang jauh lebih modern dengan bangunan-bangunan pencakar langit memenuhi sudut kota.