“Saya di hotel bekerja sebagai front ofice, kurang lebih sekitar dua tahun. Setelah di rumahkan, untuk menafkahi keluarga ya dengan berjualan lumpia goreng via online. Dibantu keluarga, harapannya semoga wabah Covid-19 ini cepat berlalu, agar aktifitas kembali normal,” ungkap Muhammad Barjah.
DARA | CIANJUR – Sebanyak dua ribu karyawan hotel di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, terpaksa di rumahkan tanpa dibayar. Kondisi itu terjadi akibat pandemi virus Corona (Covid-19).
Berbagai cara dilakukan para karyawan hotel itu untuk tetap dapat melanjutkan hidup di tengah pandemi ini. Salah satunya Muhammad Barjah (30), untuk tetap dapat menafkahi keluarganya.
Pria yang sudah bekerja sebagai front office di salah satu hotel di Cianjur itu, terpaksa menjadi tukang gorengan.
Berbekal pengalamannya selama bekerja di hotel, warga Kampung Babakan Cangklek, Desa Sukamanah, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur itu, menjual lumpia goreng dengan sistem daring.
Dibantu sang istri dan ibunya, pria dengan satu putra ini harus membiasakan diri dengan aktifitas usaha barunya membuat lumpia goreng.
Dalam sehari Barjah mampu menjual 20 hingga 30 boks lumpia goreng dengan harga Rp 15 ribu per boks. Dengan menggunakan fasilitas sosial media seperti Facebook dan WhatsApp, dirinya memasarkan dagangannya itu.
“Saya di hotel bekerja sebagai front ofice, kurang lebih sekitar dua tahun. Setelah di rumahkan, untuk menafkahi keluarga ya dengan berjualan lumpia goreng via online. Dibantu keluarga, harapannya semoga wabah Covid-19 ini cepat berlalu, agar aktifitas kembali normal,” ungkap Barjah saat ditemui di kediamannya, Senin (20/4/2020).
Sementara itu, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Cianjur, Nano Indrapraja menyebutkan, sebanyak 2 ribu karyawan hotel di Cianjur telah di rumahkan.
PHRI Kabupaten Cianjur, lanjut Nano, telah berkoordinasi dengan Pemkab Cianjur mengenai kondisi yang terjadi saat ini.
“Harapan kami pada masa kesulitan ini, kami selalu bermitra dengan pemerintah dalam hal ini dapat membantu karyawan-karyawan yang di rumahkan. Mengingat saat ini tingkat hunian hotel hanya sekitar lima persen,” ujar Nano.***
Editor: Muhammad Zein