ECENG gondok. Tanaman ini yang sangat mudah ditemui di berbagai saluran irigasi atau danau. Tanaman ini sangat mudah tumbuh dan bahkan karena populasinya yang tidak tertahan, menyebabkan saluran irigtas tersumbat dan jembatan menjadi rusak.
Namun, di tangan Sambinah, eceng gondok yang memiliki nama latin Eichhornia crassipes ini dapat memiliki nilai jual tinggi, pangsa pasarnya sampai ke Rusia. Sambinah (42), Warga Desa Walahar, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat sejak 2013 memproduksi kerajinan tangan dengan bahan dasar tanaman eceng gondok.
Produk yang dihasilkan beraneka ragam, di antaranya tas, vas bunga, kotak tisu, goodybag, keranjang, sandal, kursi, meja, hingga sofa, dan pajangan meja tamu.
Perjalanan usaha Sambinah tak sepenuhnya mulus. Sejak merantau ke Karawang pada 2013 lalu, ia jatuh bangun merintis usaha kerajinan eceng.
Ia pun harus mencari pekerja yang ulet dan telaten lantaran tak semua proses bisa ia kerjakan sendiri sebab, menganyam eceng membutuhkan kejelian, kreativitas, juga ketelatenan. Sambinah juga tak enggan merangkul warga yang tak punya pekerjaan untuk membantunya.
Selain soal proses pembuatan kerajinan, Sambinah juga pernah mengalami kesulitan modal. Bahkan ia sempat nyambi berjualan kopi untuk menyambung kebutuhan hidup sehari-hari.
Dengan uang seadanya, ia terus menekuni usaha kerajinan tangan itu. Ia mengaku belum berani meminjam ke bank lantaran produksi masih belum stabil.
Ia kemudian mendapat bantuan alat dari PT Pupuk Kujang melalui program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL). “Bantuannya berupa alat,” katanya.
Baru-baru ini Sambinah mendapat pesanan 500 goodybag dari Rusia. Ia mendapat pesanan tersebut melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Karawang.
Ia menyebut goodybag buatannya ramah lingkungan. “Pengerjaanya membutuhkan kejelian ekstra.”
Selain Rusia, Universitas Trisakti juga memesan 600 goodybag berbahan eceng tersebut. Ia pun menyesuaikan ukuran dan modelnya sesuai pesanan.
“Infonya pesan buat wisuda,” katanya.
Berangkat dari hal tersebut, ia berharap goodybag buatannya digemari masyarakat luat negeri. Satu buah goodybag ia jual dengan harga Rp25.000.
Namun, jika terdapat pesanan atau ornamen atau lukisan khusus, harga menyesuaikan. “Kami terus berusaha meningkatkan kualitas.”
Sambinah juga pernah mengikuti pameran di Madagskar, Afrika. Saat itu, beberapa produk handcraft eceng gondok buatannya juga diminati pengunjung pameran.
“Alhamdulillah ada beberapa yang laku,” tandasnya, seraya menambahkan, seorang kawannya juga menawarkan memasarkan produk eceng buatannya ke kuar negeri, seperti Saudi Arabia.***
Wartawan: Teguh Purwahandaka
Editor: Ayi Kusmawan