DARA | BANDUNG – Nama BJ Habibie di Timor Timur ternyata diabadikan menjadi nama sebuah jembatan. ‘Ya Jembatan BJ Habibie namanya, terletak di Desa Bidau Sant’ana dengan menghabiskan anggaran US$3,9 juta.
Itu lumrah saja, sebab BJ Habibie adalah sosok penting bagi orang Timor Timur dalam catatan sejarah negaranya.
Peristiwa 20 tahun silam atau tepatnya 30 Agustus 1999, saat Habibie baru saja menjadi presiden, Timor Timur mendapat angin segar. Cita-citanya ingin lepas dari NKRI sudah di depan mata dan BJ Habibie mempersilahkan rakyat Timtim untuk melakukan referendum. Hasilnya, rakyat Timtim memang lebih memlihi “cerai” dengan NKRI, maka resmi sudah Timtim menjadi sebuah negara yang kemudian berdama Timor Leste.
Saat itu 78,5 persen rakyat Timtim menolak tawaran status khusus dengan otonomi luas dari pemerintah Indonesia. Rakyat Timtim lebih menginginkan lepas dari NKRI.
Terungkap dalam buku Detik-Detik yang Menentukan, Habibie menjelaskan memerdekakan Timor Timur merupakan jalan yang harus dipilih. Penyelesaian status Timor Timur melalui jalan referendum sesungguhnya sudah bertahun-tahun diajukan berbagai pihak dalam forum internasional.
Habibie berprinsif, setiap bangsa berhak menentukan nasibnya sendiri, termasuk Timtim yang menentukan jalannya sendiri setelah 23 tahun bergabung dengan Indonesia.
Terkait wafatnya BJ Habibie kemarin, Presiden pertama Timor Leste, Xanana Gusmao dan Kedutaan besar Timor Leste untuk Indonesia mengirimkan karangan bunga sebagai tanda duka cita ke rumah duka BJ Habibie, di Patra Kuningan, Jakarta, Kamis (12/9/2019).***
Editor: denkur