Pandemi Covid-19 di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat berdampak pada berkurangnya nilai dana alokasi khusus (DAK) dan bantuan provinsi tahun ini.
DARA | CIANJUR – Dari total pagu paket tender DAK dan Banprov senilai Rp110.059.148.300 dengan besaran hasil penghitungan sendiri (HPS) senilai Rp109.778.658.966, nilai yang telah kontrak sebesar Rp89.619.608.161.
Kepala Subbagian Pengadaan Barang dan Jasa Bagian Barang dan Jasa Setda Kabupaten Cianjur, Ardy Primardiansyah, mengatakan berkurangnya nilai DAK untuk fisik dan Banprov tak terlepas terjadinya pembatalan pekerjaan akibat dampak pandemi Covid-19.
Kondisi tersebut, lanjut Ardy tak bisa dihalangi karena merupakan kebijakan pemerintah pusat dan pemerintah provinsi.
“Pandemi Covid-19 sangat berpengaruh terhadap nilai DAK dan banprov. Malahan ada beberapa proyek DAK yang nilainya besar-besar di atas Rp10 miliar, dibatalkan. Padahal sudah ada penetapan pemenang,” terang Ardy kepada wartawan, Jumat (18/9/2020).
Ardy mencontohkan proyek fisik DAK yang dibatalkan pemerintah pusat melalui Kementerian Keuangan di antara peningkatan ruas jalan Ciseureuh-Arca dengan nilai mencapai lebih kurang Rp11 miliar. Kemudian ruas jalan Pal II-Karyamukti.
“Proyek-proyek ini sudah ada penetapan pemenangnya. Kita tidak bisa berbuat apa-apa karena ini kebijakan Kementerian Keuangan yang mengeluarkan surat pembatalan,” jelasnya.
Pemerintah pusat menyalurkan kembali DAK fisik setelah pandemi Covid-19 sempat mereda. Hanya secara kuantitas terjadi ada pengurangan jumlah paket pekerjaan.
“Misalnya jaringan irigasi yang menjadi 4 paket pekerjaan, termasuk SPAM (sistem penyediaan air minum) yang asalnya 40 paket menjadi 20 paket,” tuturnya.
Ardy menuturkan, paket pekerjaan bernilai cukup besar yang sekarang sedang dalam tahap pengerjaan di antaranya pembangunan gedung Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Cianjur tahap pertama dengan nilai HPS sekitar Rp14 miliar. Pembangunannya dibiayai dari APBD Kabupaten Cianjur.
“Kalau ada tahap pertama, berarti nanti akan ada tahap kedua. Informasinya, pembangunan tahap kedua dilaksanakan tahun depan. Kita juga tak tahu, apakah pada kedua pembangunannya selesai atau tidak. Kalau tidak selesai berarti dilanjutkan tahap ketiga,” beber Ardy.
Proyek lain yang nilai pengerjaannya cukup besar yaitu pembangunan Rumah Sakit Sindangbarang. Sumber anggarannya berasal dari Banprov Jabar dengan nilai di atas Rp10 miliar.
“Secara akumulasi, total nilai bantuan dari DAK, DAU, Banprov, dan lainnya yang sudah kontrak sebesar lebih kurang Rp193 miliar. Ini untuk paket pekerjaan yang ditenderkan. Itu belum termasuk untuk paket PL (penunjukan langsung),” pungkasnya.***
Editor: denkur