Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Jawa Barat menyatakan 12 warga Kecamatan Bojongpicung suspect DBD. DBD telah muncul di wilayah tersebut sejak 8 September lalu.
DARA | CIANJUR – Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Jawa Barat menyatakan 12 warga Kecamatan Bojongpicung suspect DBD. Kini mereka terus diperiksa untuk memastikan positi DBD atau mengidap penyakit lain.
Atas kejadian itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Tresna Gumilar, menyebutkan, pihaknya telah mengeceknya ke lapangan, sekaligus mengimbau warga untuk menjalankan pola hidup besih dan sehat serta melakukan pengurasan pada setiap penampungan air.
Menurut dia, nyamuk aedes aegypty, pnyebab DBD, diduga banyak berkembang biak di genangan air dan bak mandi yang jarang dikuras selama musim kemarau.
Pihaknya juga sudah koordinasi dengan pihak kecamatan setempat dan pihak pemerintahan desa tentang imbauan tersebut.
Iamengungkapkan, temuan kasus DBD yang terjadi di Kecamatan Bojongpicung, pertama diketahui pada 8 September lalu, setelah seorang pegawai Puskesmas Cikondang, Kecamatan Bojongpicung menerima informasi, seorang warga, Nursyifa (26), asal Desa Sukajaya dirawat di RSUD Sayang, Cianjur karena positif DBD.
Sepekan kemudian, kembali masuk laporan terkait warga yang positif DBD di desa yang sama. Setelah itu, menurut dia, hampir dua hari sekali ada warga yang positif DBD dibawa ke puskesmas dan dirujuk ke rumah sakit.
“Bahkan pada 20 Oktober 2019, tercatat ada sepuluh warga yang harus dirawat lantaran DBD,” ujar Tresna, kepada wartawan, Kamis (24/10/2019).
Menurut dia, ada tiga desa yang tercatat warganya mengidap DBD, yakni Desa Sukajaya, Desa Cikondang, dan Desa Sukarama Kecamatan Bojongpicung. “Dari tiga desa tersebut, Sukajaya yang paling banyak terkena DBD,” katanya.
Tresna menambahkan, dari puluhan warga yang positif DBD, satu di antaranya meninggal dunia. Korban bernama Iis Aisyah (42) itu, warga Kampung Babakan Astana, Desa Sukajaya, Kecamatan Bojongpicung.
Direktur Utama RSUD Cianjur, Ratu Tri Yulia, mengatakan, pihak rumah sakit berusaha untuk melakukan penanganan maksimal terhadap para pasien DBD. Menurut dia, pasien tersebut tersebar di sejumlah ruangan, mulai dari ruangan Arben, Manggis, Matahari, Apel, HCU, Flamboyan, dan ruangan Samolo.
“Lima pasien DBD di Flamboyan dan Samolo sudah diperbolehkan pulang, sebab kondisinya sudah kembali membaik,” katanya.
Terkait pasien yang meninggal, lanjut Ratu, pihaknya sudah melakukan penanganan medis. Tapi saat masuk ke rumah sakit pasien sudah dalam kondisi yang lemah.***
Wartawan: Purwanda | Editor: Ayi Kusmawan