Program 100 Hari Amamah difokuskan pada tujuh pilar utama
DARA| Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat resmi meluncurkan Program 100 Hari Amanah sebuah inisiatif strategis untuk mentransformasi layanan kesehatan masyarakat.
Program ini merupakan komitmen nyata Pemkab Bandung Barat di bawah kepemimpinan Bupati Jeje Ritchie Ismail dan Wakil Bupati Asep Ismail.
Hal itu, sejalan dengan visi dan misi Kabupaten Bandung Barat di era kepemimpinan Jeje-Asep yang bertemakan Agamis, Maju, Adaptif, Nyaman, Aspiratif, dan Harmonis (Amanah).
Kepala Dinkes KBB dr H Ridwan Abdullah Putra, menjelaskan bahwa Program 100 Hari Amamah difokuskan pada tujuh pilar utama untuk meningkatkan akses layanan kesehatan, kesejahteraan tenaga kesehatan, dan digitalisasi sistem kesehatan.
Ia memaparkan, ketujuh program tersebut menyangkut Peningkatan Layanan Kesehatan Dasar melalui Renovasi Puskesmas dan Puskesdes yang belum optimal; program “SATU NAFAS DESA” untuk penempatan minimal satu tenaga medis per desa; penyediaan ambulans desa untuk mempercepat rujukan pasien; peresmian dan optimalisasi Pusat Kegawatdaruratan Medis (PSC) 119 Bandung Barat.
Kemudian tentang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular & Tidak Menular (P2M & P2TM): Skrining massal TBC dan HIV/AIDS di sekolah, tempat kerja, dan fasilitas kesehatan; pelaksanaan Posbindu PTM di setiap kecamatan untuk deteksi dini hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung; kampanye “Sehat Bersama” di sekolah dan lingkungan kerja.
Program ketiga, Digitalisasi Layanan Kesehatan: Integrasi rekam medis digital di Puskesmas dan Posyandu; peluncuran aplikasi “E-Kesehatan Bandung Barat” untuk layanan konsultasi dokter daring dan pemantauan kesehatan ibu dan bayi.
Program keempat, Percepatan Program Zero Stunting melaluo distribusi makanan bergizi untuk ibu hamil, balita, dan anak sekolah dasar; penyediaan susu dan telur gratis bagi anak usia dini; edukasi gizi keluarga melalui Gerakan Posyandu Plus.
Kelima, Peningkatan Kesejahteraan Tenaga Kesehatan yakni Insentif bagi tenaga kesehatan di daerah terpencil; penghargaan bulanan “Nakes Inspiratif”; pelatihan dan sertifikasi tenaga medis dan kader kesehatan desa.
Keenam, pembangunan infrastruktur kesehatan berbasis lingkungan melalui peningkatan sanitasi desa dan daerah kumuh; pengelolaan limbah medis ramah lingkungan melalui program “Desa Sehat, Lingkungan Bersih”; program “Ubah Sampah Jadi Berkah” untuk kebersihan fasilitas kesehatan.
Program ketujuh, Pelayanan Kesehatan Gratis bagi Masyarakat Miskin melalui UHC (Universal Health Coverage), Penyederhanaan prosedur layanan; pemeriksaan kesehatan gratis; pengadaan mobil layanan kesehatan keliling untuk menjangkau daerah terpencil.***
Editor: denkur