SMPN 1 Soreang terus berbenah menjelang diterimanya ketetapan sebagai sekolah penggerak. Ditangan Haji Enceng, pembaharuan tata kelola pendidikan pun terus digencarkan.
DARA – Kepala SMPN 1 Soreang H Enceng mengatakan, sekolah penggerak adalah sekolah mandiri untuk membentuk karakter siswa mandiri dalam pembelajaran.
“Sekolah penggerak ini intinya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Upaya ini kita lakukan setelah mendapatkan bimbingan dan arahan dari Bupati Bandung, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dan Kabid SMP,” kata Enceng kepada wartawn di ruang kerjanya di Soreang, Senin (9/5/2022).
Melalui proses pendidikan sekolah penggerak itu, lanjut Enceng, nantinya karakter siswa, kebiasaan siswa serta adab guru, kebiasaan guru, sikap dan ramah tamah guru di sekolah.
“Diharapkan para siswa bisa belajar mandiri serta mudah mengikuti kegiatan proses belajar mengajar,” kata Enceng.
Dituturkan Enceng, para siswa saat ulangan di sekolah sudah tak menggunakan kertas lagi, melainkan sudah menggunakan aplikasi.
“Pihak sekolah pun saat ini sedang mempersiapkan tata kelola pendidikan untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan para siswa, diantaranya mempersiapkan perencanaan penggunaan internet atau wifi untuk masing-masing siswa. Satu siswa satu password untuk mengakses pembelajaran,” ujar Enceng.
“Dengan memanfaatkan akses internet itu para siswa sudah tak mengandalkan lagi proses pembelajaran melalui tatap muka. Tapi siswa bisa mencari atau mengakses sendiri pembelajaran melalui aplikasi di sekolah tersebut,” imbuhnya.
Saat ini pula, kata Enceng, SMPN 1 Soreang sudah menggunakan perpustakaan digitalisasi, sehingga para siswa bisa dengan mudah membaca judul sejumlah buku yang terdapat dalam perpustakaan digitalisasi tersebut.
“Melalui pemanfaatan perpustakaan digitalisasi itu para siswa bisa membaca buku di luar sekolah. Tak harus berkunjung atau datang ke sekolah, melainkan bisa di mana saja untuk mengakses sumber pembelajaran tersebut,” tuturnya.
Lebih lanjut Enceng mengungkapkan, penggunaan internet dan aplikasi di sekolah itu dilaksanakan secara bertahap. Tahap awal akan diujicoba pada kelas 7 SMPN 1 Soreang dulu.
“Sekarang ini dalam rangka pembenahan, sudah dilaksanakan workshop, termasuk proses kesiapan menjadi sekolah penggerak dan kurikulum merdeka dalam upaya menunjang SDM para guru,” tuturnya.
Absen guru sudah tak manual lagi, melainkan dengan cara menggunakan aplikasi, yaitu guru bisa difoto untuk melakukan data kehadiran di sekolah.
“Absensi melalui penggunaaan aplikasi itu akan dimulai pada Juli 2022 mendatang. Saat ini, operator dan SDM-nya sudah disiapkan dan tim yang bekerja sudah siap,” ujarnya.
Enceng pun sedang mempersiapkan fasilitas dan infrastruktur pembelajaran di sekolah. Para guru difasilitasi berbagai kebutuhan untuk kegiatan pembelajaran di sekolah.
“Banyak potensi yang sedang digali di SMPN 1 Soreang ini,” katanya.
Para siswa di lingkungan sekolah tersebut sudah tembus tingkat nasional, khususnya dalam prestasi olahraga bola voli.
“Kita juga berharap nanti pada September, SMPN 1 Soreang akan didaftarkan di tingkat nasional untuk mendapatkan sekolah adiwiyata,” ungkapnya.
Soal penggunaan dana BOS, Enceng mengatakan, telah disalurkan sesuai juklak dan juknis. “Telah dilakukan monev baik tingkat dinas, inspektorat maupun BPK, semuanya tidak ada masalah, sebab sudah dilakukan sesuai dengan juklak dan juknis,” ujar Enceng.
Editor: denkur | Wartawan: Trinata