Istilah “Bank Emok” tentu sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat. Kata “emok” sendiri diambil dari Bahasa Sunda yang memiliki arti duduk lesehan. Biasanya bank emok ini menyalurkan pinjaman kepada sebuah kelompok yang beranggotakan ibu-ibu rumah tangga.
DARA – Meski bank emok ini banyak diminati oleh ibu-ibu rumah tangga karena terdesak kebutuhan ekonomi, namun bank emok ini juga terkenal dengan bunga pinjamannya yang cukup tinggi.
Ada cara yang patut ditiru untuk mengurangi peminjaman bank emok ini, seperti yang dilakukan oleh ibu-ibu dari Kampung Mularajeun, Desa Mekarmukti, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut, dengan membentuk sebuah koperasi wanita dan melakukan kegiatan simpan pinjam, yang terdiri dari ibu-ibu rumah tangga di daerah tersebut.
Ketua Koperasi Wanita Mitra Amanah, Ipah Atikah, menyebutkan, latar belakang dibentuknya Koperasi Wanita Mitra Amanah ini adalah melihat banyaknya masyarakat yang kesulitan ketika menghadapi hari pembayaran bank emok.
“Apalagi jika ada salah satu anggota kelompok yang tidak bisa membayar, maka pembayarannya harus ditanggung oleh anggota kelompok yang hadir atau tanggung renteng,” ujarnya, Kamis (24/2/2022).

Atas dasar itulah, lanjut Ipah, akhirnya kelompok KWT Mitra Amanah pun berembug bagaimana caranya supaya bisa meringankan beban masyarakat, agar tidak terjebak dengan bank-bank seperti itu. Sehingga akhirnya tercetus sebuah ide, yaitu ingin mengadakan perkumpulan, tidak tahu itu koperasi atau apa.
Menurut Ipah, bahwa pada awal berdiri koperasi ini terdiri dari 36 orang dengan iuran pertama 20 ribu rupiah, dan sekitar 1,2 juta rupiah untuk dipinjam kepada warga yang membutuhkan.
“Kita iuran aja ada pertama kali 36 orang, iuran 20 ribu per orang. Terkumpul dipinjam siapa yang butuh dipinjam sama 1 orang, itu dari dulu terus sampai sekarang, dulu kalau gak salah terkumpul Rp.1.200.000, dipinjam sama siapa dikembalikannya supaya ringan dicicil selama 10 bulan yang Rp. 1.200.000 itu,” ucapnya.
Ipah menyebutkan, Koperasi Wanita Mitra Amanah sendiri berdiri sejak tahun 2015 dan sekarang merupakan tahun ke-7 Koperasi Wanita Mitra Amanah menjadi kelompok yang ikut serta mensejahterakan masyarakat di lingkungan sekitar.
Ia menuturkan, setiap tanggal 3 tiap bulannya masyarakat yang tergabung dalam koperasi ini berkumpul di Sekretariat Koperasi Wanita Mitra Amanah. Uang iuran yang terkumpul dari para anggota langsung dipinjamkan kepada anggota atau tidak diendapkan karena tidak ingin mengambil risiko.
“Adapun untuk kebutuhan yang mendesak, kayak misalkan ada anggota anaknya sakit, mau meminjam uang atau ngambil uang tabungan, karena sambil tabungan ibu-ibu itu, kita galang gimana caranya kita galang,” katanya.
Ipah mengatakan, saat ini Koperasi Wanita Mitra Amanah beranggotakan 61 orang. Menurutnya, dari pertama kali bisa meminjamkan dana sekitar Rp1,2 juta, saat ini sirkulasi simpan-pinjam di Koperasi Wanita mencapai angka 190 juta rupiah.
“Sirkulasi simpan pinjam 190 jutaan, kalau uang yang beredar 300 jutaan. Kita tetap iuran wajib nya 20 ribu dari anggota, jadi satu orang anggota itu sudah mencapai 1,6 jutaan. Jadi kalau ada yang mau jadi anggota harus nyusul 1,6 jt baru jadi anggota,” ucapnya.
Ipah menyebutkan, selama Koperasi Wanita Mitra Amanah berdiri, belum pernah ada anggota yang menunggak, sehingga koperasi terus berkembang hingga saat ini, apalagi dalam sistem koperasi ini keuntungan dari pinjaman anggota akan kembali dimanfaatkan oleh anggota.
Selain kegiatan simpan-pinjam, ungkap Ipah, ada kegiatan yang dilakukan oleh para anggota Koperasi Wanita Mitra Amanah, mulai dari belajar tata busana hingga pemanfaatan lahan pekarangan.
“Jadi di tanggal 3 itu tidak hanya kegiatan simpan-pinjam, misalkan tata cara berbusana, tata cara bergaul, tata cara makan yang benar, itu disampaikan juga tentang pemanfaatan lahan pekarangan, di kita juga ada 7 kelompok Budikdamber atau budidaya ikan dalam ember ada itu yang dibina sama kita koperasi di anggota,” ujarnya.
Ipah berharap, Koperasi Wanita Mitra Amanah tetap solid baik itu antara pengawas, pengurus, anggota maupun dengan pembina dari lintas sektor. Ia juga berharap ke depannya ada bantuan permodalan bagi koperasi yang dipimpinnya, karena ia ke depan memiliki cita-cita ingin mendirikan toko sembako untuk kebutuhan anggota koperasinya.
“Yang paling kami harapkan itu ada bantuan permodalan untuk kami, karena kami selain simpan-pinjam juga bercita-cita ingin mengadakan semacam toko sembako untuk kebutuhan anggota kami, tapi yah modalnya terbatas untuk yang meminjam pun sudah ngantri, gitu,” kaatanya.
Kendati begitu, Ipah mengaku bersyukur bahwa dengan berkembangnya Koperasi Wanita Mitra Amanah, saat ini di daerahnya sudah tidak ada lagi bank emok.
Menurutnya, Koperasi Wanita Mitra Aminah sendiri sudah memiliki badan hukum dengan nomor AHU-0003478.AH.01.26.Tahun 2020 atau mulai berlaku dari tanggal 5 Mei 2020.
Ipah menambahkan, Koperasi Wanita Mitra Amanah juga memiliki beberapa prestasi, baik di tingkat kabupaten ataupun tingkat Provinsi Jawa Barat, di antaranya adalah Juara 1 Tingkat Provinsi untuk Lomba Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP) Tahun 2021 dan Juara 1 Tingkat Kabupaten untuk Lomba KEP Tahun 2021.
Editor: denkur