Dinas Komunikasi, Informasi dan Statistik (Diskominfotik) Kabupaten Bandung Barat (KBB), hingga saat ini berhasil mengumpulkan 2.000 lebih Data Statistik Sektoral (Dataset), yang bisa dibuka di aplikasi Open Data Jabar.
DARA | Kurang lebih empat bulan, Diskominfotik KBB berhasil mengumpulkan 2007 Dataset dari berbagai Perangkat Daerah yang diinput pada Open Data Bandung Barat, melalui aplikasi Data Open Jabar ini.
Sebagaiman diketahui, open Data Jabar merupakan portal resmi data terbuka milik Pemdaprov Jawa Barat yang berisikan data-data dari Perangkat Daerah di lingkungan Pemdaprov Jawa Barat guna memenuhi kebutuhan masyarakat untuk akses data dan informasi yang akurat dan akuntabel dengan cepat.
Pada Maret 2023, Dataset Bandung Barat yang tersimpan di Open Data Bandung Barat ini, hanya 13 saja.
“Bulan Maret (2023), saya masuk (jadi Kepala Diskominfotik) ada aplikasi Open Data Jabar. Di aplikasi itu KBB hanya memiliki 13 Dataset. Kemudian kita berbenah dari Juli. Dan sampai akhir November, progresnya sudah 2000 lebih,” kata Kepala Diskominfotik KBB, Yoppie Indrawan, saat dihubungi, Minggu (3/12/2023).
Menurutnya, Penjabat (Pj) Bupati Bandung Barat Arsan Latif, mendorong agar Dataset KBB terus berkembang. Bahkan untuk memaksimalkan perkembangannya, Pj Bupati membentuk tim koordinasi dan pengelolanya.
Tim koordinasi, merupakan Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) sedangkan pengelola adalah pejabat yang ditunjuk oleh Kepala OPD-nya. Sementara, posisi Diskominfotik dalam hal ini, sebagai Wali Data.
“Sedang kita siapkan draftnya, mudah mudahan 2024 sudah bisa jalan. Jadi nanti dibuatkan SK timnya dan tim inilah yang jadi penginput pengelola datanya,” jelas Yoppie.
Ia juga memaparkan, jika Dataset yang terkumpul di KBB, tidak hanya berasal dari OPD saja. Namun bisa masuk juga dari instansi vertikal lainnya seperti Kementerian Agama (Kemenag) KBB dan Polres Cimahi.
Pihaknya sudah menyurati Kemenag KBB dan Polres Cimahi untuk meminta data-data statistik sektoralnya.
Sementara, untuk data yang terinput di Data Statistik tersebut merupakan basis data sesuai dengan tupoksinya masing-masing.
Sebagai contoh, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan dipastikan akan menginput data tentang luas lahan pertanian, produksi holtikultura, jumlah kelompok tani dan lain-lainnya.
Dataset tersebut tentunya sangat diperlukan, tidak hanya untuk kepentingan internal Pemkab Bandung Barat saja, akan tetapi publik juga bisa dengan gampang memperoleh data tinggal klik Open Data Jabar ini.
Yoppie bersyukur, belakangan ini respon dari Perangkat Daerah untuk menginput berbagai data yang dimilikinya cukup baik. Setahap demi setahap, mulai dilengkapi sehingga Dataset KBB mulai menggeliat.
“Alhamdulillah, berkat bantuan pak sekda dan para OPD juga, kalau lihat posisi jumlah Open Data Jabar kita itu ada di peringkat tiga atau 4. Padahal pas Bulan Maret hanya berada di peringkat 25,” beber Yoppie.
Hal itupun sambung Yoppie, dipertegas dengan arahan Penjabat Bupati Bandung Barat Arsan Latif, yang mengarahkan para Perangkat Daerah agar fokus menyajikan berbagai data yang dimilikinya.
“Pak Pj bahkan menginginkan data itu bunyi, tidak sekedar terpampang doang. Maksudnya data bunyi itu, bisa dipakai untuk intervensi program dan kegiatan,” tuturnya.
Paling tidak, dengan data yang akurat, bisa mendukung kelancaran sebuah program. Karena pada saat perencanaan penyusunan program, berangkat dari data yang ada.
Yoppie juga menambahkan, sebagai Wali Data pihaknya berupaya keras memaksimalkan input data yang diberikan Perangkat Daerah dan instansi vertikal lainnya.
Bagi Perangkat Daerah yang mendapat kesulitan untuk input data sektoralnya, Diskominfotik bersedia membantunya.
“Kalau ada yang nggak bisa menginputnya kita bantu. Kita juga terus-terusan nagih ke OPD supaya menginputkan data sektoralnya,” ungkapnya.
Untuk memaksimalkan Dataser KBB tersebut, pihaknya bahkan bekerja sama dengan STTB dan Telkom untuk menyebarluaskan informasi bahwa KBB sedang melengkapi data-data KBB di Open Data Jabar ini.