“Keluarlah surat persetujuan dari menteri, kita di daerah hanya melihat yang sudah memenuhi syarat, baru dikeluarkan IMTA oleh kita,” ungkapnya.
DARA – Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Bandung mencatat ada ratusan tenaga kerja asing (TKA) bekerja di perusahaan yang ada di Kabupaten Bandung.
Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja Disnaker Kabupaten Bandung, Dartika mengatakan hingga September 2021 tercatat ada 117 orang TKA yang menempati berbagai posisi di perusahaan yang ada di Kabupaten Bandung.
“Namun, tidak semua posisi bisa diisi oleh TKA karena berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja, ada jabatan tertentu yang tidak boleh diisi oleh TKA,” ujar Dartika di Soreang, Jum’at (1/10/2021).
Dartika menjelaskan bahwa setiap perusahaan yang memperkerjakan tenaga asing harus melaporkannya, karena jika tidak maka TKA tersebut akan diberi sanksi berupa deportasi. Setiap perusahaan yang memerlukan tenaga kerja asing, ungkap Dartika, harus memiliki rencana penggunaan tenaga kerja asing (RPTKA) yang dilaporkan kepada Menteri Ketenagakerjaan.
“Keluarlah surat persetujuan dari menteri, kita di daerah hanya melihat yang sudah memenuhi syarat, baru dikeluarkan IMTA oleh kita,” ungkapnya.
Pengawasan TKA yang bekerja di wilayah Kabupaten Bandung, kata Dartika, dilakukan oleh pengawas ketenagakerjaan provinsi. Kedepan akan dilakukan tim pengawasan orang asing Kabupaten Bandung.
“Kita kan ada tim pengawasan orang asing, terdiri dari kehakiman migrasi, disdukcapil, kesbangpol, kemudian kita, ya akan ada (pengawasan),” paparnya.
Sementara itu, sebagai upaya untuk mengurangi pemgangguran di wilayah Kabupaten Bandung, Disnaker menggelar bursa kerja di beberapa kecamatan dengan sasaran para pelamar yang berdomisili khusus di Kabupaten Bandung.
Dalam tahun 2021 ini, Dartika menyebut pihaknya baru menyelenggarakan tiga kali bursa kerja, rencananya akan digelar lagi dua kali bursa kerja hingga akhir tahun ini.
Pelaksanaan bursa kerja di lapangan menurutnya cukup efektif untuk mengurangi pengangguran di Kabupaten Bandung, sementara kalau bursa kerja online pelamar kerjanya kebanyakan dari luar daerah sehingga terkadang pelamar asli dari Kabupaten Bandung sendiri tersisihkan.
Untuk anggaran bursa kerja, Dartika menyebut anggarannya berasal dari APBD, untuk bursa kerja mini yang digelar di kecamatan, anggarannya sekitar Rp80 juta per titiknya, sementara, jika bursa kerja digelar secara besar di lingkungan Pemkab Bandung biasanya menghabiskan anggaran sebersar Rp500 jutaan.
“Kalau bursa kerja mini itu kan hanya diikuti 10 perusahaan penyedia lowongan, sementara kalau bursa kerja besar biasanya diikuti 50 perusahaan,” kata Dartika.
Dalam sekali bursa kerja, Dartika menyebut ratusan pengangguran bisa terserap di berbagai perusahaan. Ia menyebut setiap usai penyelenggaraan bursa kerja, pihaknya melakukan evaluasi dan monitoring terkait penyerapan tenaga kerjanya.
“Setelah job fair ada evaluasi, kita tunggu seminggu atau dua minggu, yang diterima kerja ada berapa dan penempatannya dimana,” pungkasnya.
Editor : Maji
