“Kalau ada perkembangan bagus, kita akan memberangkatkan lagi lebih banyak. Mudah-mudahan saja program ini lancar dan sukses,” ujar Iing Solihin.
DARA | BANDUNG – Pemerintah Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat menjajaki kerja sama dengan Polandia untuk rekrutmen tenaga kerja Indonesia. Saat ini, Polandia membutuhkan 22.300 tenaga kerja Indonesia untuk ditempatkan di sejumlah perusahaan seperti pabrik elektronik, pabrik chicken packaging, welders/furniture dan green house/agriculture.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kadisnakertrans) KBB, Iing Solihin mengatakan, tahap awal pihaknya akan mencoba mengajukan 150 orang untuk dikirimkan ke Polandia.
“Kalau ada perkembangan bagus, kita akan memberangkatkan lagi lebih banyak. Mudah-mudahan saja program ini lancar dan sukses,” ujar Iing saat dihubungi via telepon, Kamis (3/9/2020).
Menurut Iing, lowongan kerja dari negara Eropa tersebut salah satu peluang yang tidak akan disia-siakan Pemkab Bandung Barat. Terlebih di masa pandemi Covid-19, banyak warga yang kehilangan mata pencaharian sehingga terbukanya Polandia untuk rekrutmen pekerja bisa jadi salah solusi atasi keterpurukan ekonomi.
“Ini sesuai dengan harapan pak Bupati agar kita terus mencari peluang untuk pemulihan ekonomi di masa pandemi,” tegasnya.
Pelaksanaan program tersebut, pihaknya bekerja sama dengan PT Ficotama Bina Trampil. Bagi warga yang berminat, bisa mendatangani langsung kantor Disnaker di Komplek Perkantoran Pemda KBB, Desa Mekarsari, Kecamatan Ngamprah.
Manager Operasional PT Ficotama Bina Trampil, H. A. Syeihabuddin Hidayah menyebutkan, sebelum para pencari kerja diberangkatkan, terlebih dahulu diberikan pembekalan selama satu bulan lamanya.
Biaya untuk pembekalan, kata dia, persyaratan administrasi dan akomodasi pemberangkatan sekitar Rp45 juta. Bagi yang tidak memiliki uang, bisa mengajukan kredit ke BRI atau BNI.
“Di bank ini, ada KUR (Kredit Usaha Rakyat) khusus untuk TKI. Saya kira mereka bisa membayar cicilan tidak memberatkan. Karena gajinya juga bersih sekitar Rp9juta sampai Rp12 juta per bulan,” ungkapnya.***
Editor: Muhammad Zein