DARA | BANDUNG – Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jawa Barat menggagas program transmigrasi bernama Smart Trans. Fokus utama dari program tersebut adalah melambungkan ikatan emosional transmigran asal daerah ini yang sudah menetap di lokasi trnasmigrasi.
“Artinya, mereka tidak lepas dari akar budaya Jawa Barat,” kata Kepala Disnakertrans Provinsi Jawa Barat, Ade Afriandi, selepas jumpa pers di Bandung, Minggu (12/5/19) malam.
Pihaknya akan membantu pemerintah daerah setempat untuk memberikan pelatihan kepada transmigran asal Jabar. Tujuannya, agar mereka mampu mengolah hasil produksi pertanian.
“Mereka yang sudah menetap akan diberikan pelatihan keterampilan olah tanah, mengolah hasil produksi, dan pasar. Sehingga ada transformasi untuk menjadi petani sekaligus pengusaha,” ujarnya.
Begitu juga bagi warga Jawa Barat ingin bertransmigrasi, pihaknya akan memberikan pelatihan keterampilan serupa. Hal itu dilakukan guna menyukseskan Smart Trans.
“Sebelum berangkat mereka harus diberikan keterampilan, mengolah tanah, mengolah hasil pertaniannya dan mengolah pasar,” ujarnya, seraya mengakui, program ini kecil. Tapi nanti akan menjadi besar dengan konsep tersebut.
Ade Afriandi menyebutkan, sebaran transmigran asal Jawa Barat hampir sama di setiap pulau. Tapi yang paling besra di Pulau Kalimantan dan Pulau Sulawesi.
Oleh karena itu, Disnakertrans Jabar akan memulai program tersebut dengan mengunjungi Kendari. “Minggu depan kami akan ke Pulau Muna di Kendari, karena ada sedikit kendala mengenai penempatan lokasi transmigran, asalnya dari pesisir tapi ditempatkan di gunung,” katanya.***
Editor: Ayi Kusmawan