Selama pandemi Covid-19 peredaran narkoba di Jawa Barat meningkat drastis hingga 200 persen. Demikian disampaikan Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Barat Brigjen Pol Sufyan Syarif kepada wartawan usai menghadiri launching Desa Cipendawa Bersih Narkoba di Cianjur, Rabu (5/8/2020).
DARA | CIANJUR – Sufyan menyebutkan, sedikitnya ada lima pengungkapan kasus narkoba yang dinilai menonjol di Jawa Barat selama pandemi Covid-19.
“Peningkatannya mencapai 200 persen. Saat orang diminta berdiam diri di rumah, ternyata barang ini (narkotika) banyak yang masuk (beredar). Selama pandemi, kami juga berhasil mengungkapkan 400 kilogram sabu-sabu di wilayah Sukabumi dan 4 kilogram di Bandung,” ujar Sufyan.
Selain sabu-sabu, BNN Jabar juga berhasil mengungkap peredaran narkoba jenis ganja, yakni di wilayah Bogor, Cianjur dan Karawang.
“Di Bogor berhasil kita ungkap 50 kilogram, di Cianjur ada 60 kilogram, dan di Karawang sebanyak 100 kilogram ganja ditambah 160.000 butir ekstasi,” katanya.
Lebih lanjut dikatakan, peredaran narkoba di Jawa Barat berasal dari jaringan Aceh untuk ganja, dan untuk narkoba jenis sabu-sabu dipasok sindikat internasional dari China, Myanmar dan Iran.
“Barangnya masuk via jalur Pantura atau utara, tengah dan selatan. Untuk selatan banyak didominasi ganja, kalau tengah dan utara itu sabu. Di jalur utara juga banyak masuk obat-obatan terlarang seperti PCC,” ujar Sufyan.
Dalam upaya mengefektifkan penanggulangan dan pencegahan narkoba di Jawa Barat, akan dibentuk satuan gugus tugas di tingkat desa.
“Sebagaimana saran pak gubernur, penanggulangan narkoba akan dibuatkan seperti penanggulangan Covid-19 melalui pembentukan gugus tugas di desa-desa,” imbuhnya.***
Editor: denkur