Corona masih mewabah. Pola hidup sehat terus digelorakan pemerintah. Lantas, bagaimana dengan sebagian orang yang kesehariannya bergelut dengan sampah dan limbah?
DARA | BANDUNG – Sering-seringlah cuci tangan, segera mandi setelah dari luar rumah, selalu pakai masker dan sebagainya. begitu imbauan pemerintah di tengah wabah corona saat ini.
Lantas, apa kabar dengan relawan Jurig Runtah Marakayangan (JRM)? Para relawan ini adalah sosok yang kesehariannya bergelut dengan kebersihan lingkungan, diantaranya membersihkan gorong-gorong, mengangkut sampah liar dan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan.
Adalah
Wisnu Suwardana, salah seorang penggagas tim relawan lingkungan ini. Ia bercerita tentang betapa sulitnya mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan.
“Saya menggagas relawan ini dari tahun 1991 dengan nama Dedemit Runtah. Setelah bergerak cukup lama akhirnya diubah menjadi Jurig Runtah Marakayangan, tahun 2013,” ujarnya.
Wisnu mengatakan, perjalanan ini bukan tidak mudah. Sebagai relawan terkadang banyak sekali mendapat kesulitan di lapangan.
Apa yang dilakukan bersama rekan-rekan, kata Wisnu, benar-benar sukarela tanpa dibayar pihak manapun.
“Kami tidak terikat dengan pihak manapun. Benar-benar sukarela. Kalau untuk kebutuhan kami sehari-hari biasanya ada aja rezekinya. Masih banyak ‘kok orang baik di luar sana. Kami juga tidak pernah menarif apalagi meminta bayaran pada siapapun, kecuali untuk limbah domestik kami memang bekerjasama dengan Disperkimtan,”tuturnya, Selasa (21/4/2020).
Lalu ditengah pandemi covid-19 ini, Wisnu mengatakan harus tetap turun untuk membantu membersihkan lingkungan, meski Pemerintah sudah mengimbau perilaku hidup bersih dan sehat.
“Imbauan pemerintah itu memang bagus. Namun, saya berfikir kalau tidak ada yang mau turun mengurusi yang kotor-kotor itu, lingkungan Kabupaten Bandung mau gimana?” ujar Wisnu.
Menurut Wisnu, sekarang saja sudah banyak sarang-sarang bakteri diare, cikungunya, DPD. Belum lagi sampah rumah tangga yang semakin banyak sejak anjuran #dirumahaja.
Jadi, kata Wisnu, harus tetap turun untuk membantu. Dia mengaku bukan tidak takut bahaya virus corona. Namun, dengan niat yang baik, berpasrah pada Allah.
“Kalau takut sih ada, hanya niat kami ketika keluar dari rumah, sudah siap mengambil resiko. Sehelai rambut, setetes darah bahkan nafas terakhir pun sudah kami pasrahkan pada Allah,” ujarnya.
Wisnu hanya berharap, pemerintah kedepannya lebih memperhatikan para pejuang lingkungan, terutama menyangkut sarana dan prasarana. “Tolonglah jangan dipersulit. Selama ini memang itulah kendala kami,” pungkasnya.***
Editor: denkur