Waspadalah, ditengah wabah corona yang belum juga surut, ternyata wabah demam berdarah pun kini sedang gencar menyerang, termasuk di daerah yang kasus infeksi virus coronanya paling banyak.
DARA | JAKARTA – Demam berdarah biasanya menyerang setiap awal Maret. Namun, tahun ini berbeda, sejak awal tahun hingga Juni kasus demam berdarah masing tinggi di berbagai daerah.
Demikian dikatakan Direktur Pencegahan, Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonik, Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi.
“Artinya angka ini sesuatu yang agak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini kita menemukan 100-500 kasus perhari,” kata Siti dalam konfrensi pers tentang Ancaman Demam Berdarah di Masa Pandemi melalui Youtube chanel BNPB, seperti dilansir ayobandung dari suara.com, Senin (22/6/2020).
Data Kemenkes menunjukan, kasus demam berdarah tahun ini di seluruh Indonesia sudah mencapai 68.000. Sedangkan angka kematian akibat demam berdarah tahun ini sudah mencapai 346 kasus.
Sementara itu, lanjut Siti Nadia, provinsi-provinsi yang ada kasus demam berdarah tertinggi juga memiliki kasus Covid-19 tertinggi, diantaranya Jawa Barat, Lampung, NTT, Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Sulawesi Selatan yang angka demam berdarah dan Covid-19 juga tinggi.
Sejarah demam berdarah di Indonesia kata dia, awalnya diketahui pada 1968. Ketika itu angka kematian dan kesakitannya hingga 50 persen. Saat ini, lanjut dokter Siti, pemerintah sudah bisa menurunkan angka kematian dan kesakitan tersebut dari dulu 50 persen bisa turun saat ini di bawah 1 persen.
Target pemerintah ke depan tidak ada yang meninggal akibat demam berdarah. Ia menuturkan, di era Pemerintahan Jokowi pada 2016, Indonesia pernah mengalami kejadian luar biasa kasus demam berdarah. Ketika itu angka kematiannya cukup tinggi, yakni 20 persen.
“Kita berharap kejadian tingginya kasus demam berdarah 2016 tidak terulang kembali ke depan,” tuturnya seraya menambahkan, dari 460 Kabupaten/Kota yang melaporkan kasus demam berdarah, sebanyak 439 diantaranya melaporkan juga terdapat kasus Covid-19. Sehingga terjadi infeksi ganda.
“Fenomena ini terjadi, kalau terinfeksi Covid-19 dia juga dapat beresiko terinfeksi demam berdarah. Karena pada prinsipnya sama, demam berdarah adalah penyakit yang belum ada obatnya, vaksinnya belum terlalu efektif dan satu cara mencegahnya kita menghindari gigitan nyamuk. Ini sama-sama virus,” tandasnya.***
Editor: denkur