Pemahaman tentang lingkungan sejak dini sangat lah penting. Untuk mendukungnya perlu kerjasama antara pihak swasta dan pemerintah. Salah bentuk dukungan dari pihak swasta, terutama pengusaha, melalui CSR yang disalurkan kepada sekolah Adiwiyata.
DARA | BANDUNG — Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung Barat (DLH KBB), Jawa Barat, meminta dunia usaha memperhatikan sekolah yang berpredikat Adiwiyata. Pasalnya, sekolah Adiwiyata cukup berperan aktif dalam menjaga lingkungan.
“Saya minta ke para pengusaha yang ada di KBB, jangan hanya memberikan bantuan itu ke kelompok-kelompok tertentu saja. Tapi perhatikan juga sekolah-sekolah yang peduli lingkungan,” ujar Kepala DLH KBB, Apung Hadiat Purwoko, di Komplek Perkantoran Pemkab Bandung Barat, Ngamprah, KBB, Rabu (16/10/2019).
Menurut Apung, dunia pendidikan memiliki embrio bagi penyelamatan lingkungan dengan keterlibatan para pelajarnya. Mereka inilah, kata dia, sebagai agen perubahan yang bertanggungjawab terhadap penyelamatan lingkungan dari kerusakan.
“Alhamdulillah, di KBB ada 17 sekolah Adiwiyata yang menjadi binaan DLH dan bisa diandalkan untuk melakukan aksi peduli lingkungan. Namun, aksi mereka hingga kini belum bisa maksimal karena keterbatasan anggaran. Makanya butuh support dari pihak lain (swasta),” katanya.
Apung berharap, para pengusaha memiliki kepedulian dengan memberikan bantuan kepada sekolah-sekolah, terutama sekolah Adiwiyata, yang bisa dibantu oleh perusahaan melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR). “Silakan teknisnya seperti apa, yang penting perusahaan memberikan CSR-nya untuk membantu sekolah-sekolah itu. Kami juga sudah lakukan komunikasi dengan 19 pelaku usaha di KBBB,” ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Bandung Barat, Umbara Sutisna, memberikan apresiasinya. Menurut dia, ini salah satu bentuk kepedulian pemerintah dalam menanggulangi lingkungan hidup khususnya penanggulangan sampah.
“Harus sejak dini memberikan pemahaman tentang pengendalian sampah di lingkungan. Apalagi sekarang, KBB mempunyai program pengembangan sepuluh destinasi wisata dengan target ke depannya bisa mendatangkan satu juta wisatawan,” kata Umbara.
Untuk menunjang destinasi wisata tersebut, menurut Umbara, kebersihan lingkungan menjadi salah satu hal yang penting. “Kurang bagus dong, kalau dikunjungi wisatawan, lingkungannya banyak sampah dan kotor. Selain tidak membuat nyaman, tidak enak dipandang juga,” ujarnya.
Dia menambahkan, sampai saat ini pihaknya sudah membentuk sebuah wadah gabungan dari ratusan perusahan, mulai dari APINDO, PHRI, dan Asosiasi perusahaan lainnya, untuk menghimpun anggaran CSR, yang akan dialokasikan untuk pengelolaan lingkungan hidup dan dunia pendidikan.***
Wartawan: Muhammad Zein | Editor: Ayi Kusmawan